SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Sejumlah lembaga survei memotret hasil terbaru terkait elektabilitas 3 paslon di Pilgub Jatim 2024. Hasilnya, paslon nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak unggul jauh dari 2 paslon lainnya.
Dalam survei yang baru dirilis pekan ini versi Poltracking, elektabilitas paslon nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim di angka 2,8 persen. Kemudian paslon nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak di angka 67,5 persen.
Selanjutnya paslon nomor urut 3, Tri Rismaharini (Risma)-KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) di angka 24,6 persen. Ada sebanyak 5,1 persen responden yang belum menentukan pilihan atau jawaban.
Dalam survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) simulasi tiga nama Pilgub Jatim dengan gambar kertas suara, elektabilitas Khofifah-Emil di angka 63,4 persen. Kemudian disusul Risma-Gus Hans di angka 27,1 persen, dan Luluk-Lukmanul di angka 2,8 persen. Ada 6,7 persen responden yang belum menentukan pilihan.
Pengamat Politik Unair Fahrul Muzaqqi menyebut secara matematis pertarungan Pilgub Jatim 2024 berada pada paslon 2 Khofifah-Emil melawan paslon nomor 3 Risma-Gus Hans. Hanya saja, kata Fahrul, jarak antara Risma-Gus Hans dengan Khofifah-Emil terlampau cukup jauh.
“Saya melihat memang paslon nomor 1 dan 3 ini tetap memperlihatkan sama-sama bekerja keras dalam proses kampanye untuk meningkatkan elektabilitasnya. Tapi, di sisi lain jarak antara Khofifah-Emil dengan Luman sangat jauh. Sedangkan, jarak Khofifah-Emil dengan Risma-Gus Hans relatif masih berkompetisi,” kata Fahrul, Jumat 18 Oktober 2024.
Meski masih dianggap bisa berkompetisi, Fahrul menyebut elektoral Risma-Gus Hans cenderung mulai stagnan. Sebab, sejak awal September 2024, angkanya di kisaran 25-30 persen. Fahrul menilai jarak antara Risma-Gus Hans dengan Khofifah-Emil sangat jauh dari segi elektoral.
“Hanya saja, saya lihat jarak antara Khofifah-Emil dengan Risma-Gus Hans tidak terlalu banyak berubah, di mana Risma-Gus Hans trennya di kisaran 25-30 persenan. Di situ, jaraknya Risma-Gus Hans dengan Khofifah-Emil sekitar 35-40 persenan. Saya kira itu jarak secara psikologis berat dan perlu kerja ekstra keras,” bebernya.
Fahrul memprediksi pertarungan Pilgub Jatim 2024 kini tinggal menyisakan perebutan suara di basis-basis PKB dan PDI-P. Ia menganggap pertarungan ini sebagai duel reputasi.
“Saya kira 3 paslon memang tetap kerja keras, tapi yang menarik dicermati adalah suara-suara di kantong PDI-P dan PKB. Karena ini pertarungan gengsi dan reputasi antara Khofifah-Emil melawan Luman, juga melawan Risma-Gus Hans. Apakah Luman dan Risma-Gus Hans bisa menang di basis kantong suara partai pengusungnya atau tidak,” bebernya.
Fahrul menambahkan, jarak elektoral yang terlalu jauh dengan waktu yang semakin sedikit harus bisa dioptimalkan dengan baik untuk Khofifah-Emil. Ia menekankan agar Khofifah-Emil tidak melakukan blunder politik.
“Untuk Khofifah-Emil, tidak semata-mata kerja keras, dalam kaitannya proses menuju hari H Pilgub. Namun, perlu diwaspadai bahwa posisi unggul ini harus lebih hati-hati, artinya jangan sampai sisa waktu ini terjadi blunder-blunder politik, baik dari paslon atau timsesnya. Jadi, sebisa mungkin mengambil langkah yang aman, tidak kontroversi, atau kalau ada pancingan-pancingan ofensif atau isu apapun, ditanggapi secara proporsional saja,” bebernya.
“Sementara Risma-Gus Hans dan Luman, saya rasa di sini pekerjaan rumah yang harus diseriusi itu terutama undecided dan swing voters. Biasanya pemilih pemula potensial sekali direbut kantong suaranya. Jadi, pertarungannya secara umum di kantong suara basis partai dan undecided serta swing voters yang didominasi generasi milenial,” tandasnya. HUM/GIT