SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Konflik berkepanjangan sekolah Petra Surabaya dan 3 RW di Komplek Perumahan Tompotika, berakhir damai. Masalah itu terkait dengan iuran keamanan yang menjadi akar permasalahan.
Selasa pagi, 6 Agustus 2024, Wakil Walikota Surabaya, Armuji mengundang sejumlah pihak ke Balai Kota Surabaya. Di antaranya RW Manyar Tompotika, Kelurahan Klampis Ngasem, Kecamatan Sukolilo, Dinas Perhubungan, pihak sekolah Petra, Kepolisian Sektor Sukolilo hingga Komisi C DPRD Kota Surabaya.
“Orang Surabaya itu ibarat udeng, tegas dan gamblang ramai di depan, lalu saat dicarikan solusi duduk bersama selesai ya selesai,“ tandas Armuji.
Dirinya juga berharap tidak terulang lagi maslah seperti ini karena akan merugikan kepentingan sesama warga kota Surabaya sendiri. Oleh karena itu dirinya selalu cepat memberikan respon terhadap sebuah keluhan sehingga tidak berlarut-larut.
“Ojok sampek kedadian maneh, kalau ada kurang pas nya disampaikan didepan sebagai sarana untuk kita supaya intropeksi,” tegas Cak Ji.
Wakil Walikota Armuji menyampaikan, bahwa semakin maju kota Surabaya menambah tinggi potensi konflik sosial di kota pahlawan sehingga membutuhkan respon cepat , terbuka dan akomodatif bagi masyarakat.
Dalam pertemuan itu berakhir dengan senyum segenap undangan dan bersalam – salaman.
Kasus ini berawal ketika sekolah Petra tidak lagi membayar iuran senilai Rp 32 juta ke bendahara keamanan RW, dengan diganti dengan penyaluran CSR untuk pembersihan lingkungan sekitar, serta bantuan keamanan.
Mulanya berasal dari laporan warga terkait permasalahan antara warga dengan sekolah SMP di Manyar Tirtomulyo yang diunggah di akun Tik Tok Cak Ji.
Konflik Sekolah Petra Vs Warga tersebut dilihat 16,7 Juta pemirsa, disukai 509 Ribu , 46 ribu komentar dan dibagikan 21 ribu kali. Pada vidio itu menuai banyak respon positif warganet walaupun ada sejumlah komentar kurang baik. HUM/CAK