JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Pegi Setiawan alias Perong, yang ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan dalam kasus dugaan pembunuhan Vina dan Muhamad Rizky alias Eky, dikabarkan berada dalam kondisi tertekan. Kuasa hukum Pegi, Niko Kili Kili, mengungkapkan bahwa kliennya masih merasa tertekan dengan situasi yang dihadapinya.
“Kondisi Pegi saat ini masih tertekan. Terakhir informasi yang saya terima, Pegi masih merasa tertekan,” kata Niko dalam jumpa pers di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu, 1 Juni 2024.
Niko juga mengungkapkan bahwa ada kabar Pegi akan dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, yang semakin menambah tekanan psikologis bagi kliennya. Menurut Niko, Pegi sering menangis setiap malam karena adanya isu-isu tersebut.
“Bahkan, yang saya dengar, dia juga tiap malam nangis terus karena ada isu-isu bahwa dia mau dipindah ke Nusakambangan. Ini saya dengar langsung dari keluarga Pegi. Saya pikir kalau sampai ke Nusakambangan, kasihan orang yang kami rasa tidak bersalah, hanya anak seorang kuli bangunan dibuat seperti ini, sangat ironis,” jelas Niko.
Terkait penetapan Pegi sebagai tersangka, Niko menyatakan pihaknya akan mengambil langkah hukum. Mereka berencana mengajukan gugatan praperadilan dan telah menyiapkan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung kasus mereka.
“Dalam waktu dekat ini kami akan mengajukan praperadilan. Kalau ini sampai ke pengadilan, kami pastikan kami punya kejutan-kejutan dan bukti-bukti,” tegas Niko.
Polri Janji Transparan
Sementara itu, Polri memberikan penjelasan mengenai daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon, Jawa Barat. Awalnya, terdapat tiga buron dalam kasus ini, namun jumlahnya berubah menjadi satu.
“Kasus yang disampaikan Dirkrimum Polda Jabar, bahwa tadinya DPO ada tiga, kini jadi satu karena alat bukti yang mengarah kepada dua orang ini belum mencukupi. Bahkan ada beberapa keterangan saksi yang fiktif, nama fiktif. Oleh karena itu, masih didalami,” kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjenpol Sandi Nugroho, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Kamis, 30 Mei 2024.
Sandi menambahkan bahwa Polri selalu terbuka untuk menerima informasi atau alat bukti lain yang bisa membuat kasus ini lebih jelas. Dia juga menyampaikan terima kasih atas perhatian banyak pihak terhadap kasus ini.
“Kabid Humas Polda Jabar menyampaikan, apabila ada informasi atau alat bukti lain yang bisa membuat kasus ini lebih terang, mohon disampaikan. Artinya, kami membuka diri untuk menerima informasi tambahan yang bisa diberikan kepada kepolisian,” ujar Sandi. HUM/GIT