JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Mantan penyidik senior KPK, Novel Baswedan, mengecam tindakan Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, yang melaporkan beberapa anggota Dewan Pengawas (Dewas) KPK ke Bareskrim Polri. Novel menilai tindakan tersebut mencerminkan bahwa Ghufron telah mengakui kesalahannya dalam melanggar etik tetapi berusaha menghindari pertanggungjawaban.
“Aneh perilaku Nurul Ghufron ini. Rasanya makin jauh dari berintegritas. Saya rasa Ghufron sudah sadar bahwa dirinya melakukan pelanggaran, dan tidak ada jalan lain untuk menghindari dari pertanggungjawaban hukum,” kata Novel kepada wartawan, Senin 20 Mei 2024.
Menurut Novel, biasanya pejabat yang melakukan kesalahan akan mengundurkan diri. Namun, Ghufron justru memilih untuk melaporkan Dewas KPK ke polisi sebagai cara menghindari pertanggungjawaban hukum.
“Lazimnya bila pejabat yang mendasari integritas dalam sumpah jabatannya akan mengundurkan diri bila berbuat kesalahan, dan menginsafi atau menyesali. Tapi Ghufron ternyata memilih untuk melakukan langkah-langkah pelaporan dan gugatan untuk menghindari pertanggungjawaban hukum,” ujarnya.
Novel menegaskan bahwa tindakan Ghufron ini tidak pantas untuk dicontoh dan berharap agar tidak ada lagi pejabat KPK yang melakukan tindakan serupa.
“Apa yang dilakukan oleh Nurul Ghufron ini tidak pantas untuk dicontoh. Semoga ke depan tidak ada lagi pejabat, apalagi pejabat penegak hukum (terutama di KPK) yang berbuat serupa,” kata Novel.
Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim
Nurul Ghufron melaporkan beberapa anggota Dewas KPK ke Bareskrim Polri atas dugaan tindak pidana penghinaan atau pencemaran nama baik dan penyalahgunaan wewenang.
“Saya melaporkan dugaan tindak pidana ke Bareskrim itu dengan dua pasal. Pasal 421, apa 421? adalah perbuatan penyelenggara negara memaksa untuk berbuat atau tidak berbuat. Lanjutnya bisa dibaca di KUHP,” ujar Ghufron di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin 20 Mei 2024. “Yang kedua Pasal 310 yaitu pencemaran nama baik, apa dasar-dasarnya Pak? Nanti lah kita, kan ini masih berproses,” tambahnya.
Ghufron menyebut bahwa sudah ada beberapa saksi yang dipanggil untuk diperiksa dan bahwa lebih dari satu anggota Dewas KPK yang dilaporkan.
“Jadi sekali lagi siapa saja saksinya yang sudah dipanggil ya sudah banyak,” kata Ghufron. “Ada beberapa, tidak satu (anggota Dewas KPK yang dilaporkan),” imbuhnya.
Ghufron mengatakan bahwa langkah hukum ini ditempuhnya sebagai bentuk pembelaan diri setelah merasa nama baiknya dan keluarganya diserang. Ia juga mengaku telah mencoba cara persuasif dengan menyatakan penolakan diperiksa oleh Dewas KPK terkait dugaan pelanggaran etik, tetapi langkah ini tidak mendapatkan respons yang diharapkan.
“Ya sebaliknya saya ini sudah diperiksa. Sebelum diperiksa sudah diberitakan dan itu bukan hanya menyakiti dan menyerang nama baik saya, nama baik keluarga saya dan orang-orang yang terikat memiliki hubungan dengan saya itu juga sakit,” ujar Ghufron.
“Jadi sekali lagi secara persuasif tentang penolakan saya untuk diperiksa di Dewas sudah saya sampaikan secara lisan. Kemudian tidak direspons saya sampaikan secara tertulis tanggal 29, juga tetap naik kasusnya,” jelas Ghufron. HUM/GIT