JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Rekam jejak Budi Gunawan, Kepala BIN, menjadi sorotan setelah pernyataan mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (Purn) Dudung Abdurrachman.
Diketahui, Budi Gunawan ‘diperbincangkan’ setelah Dudung Abdurachman menanggapi pernyataan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Megawati menyuarakan dugaan adanya intimidasi yang dilakukan oleh aparat TNI dan Polri dalam urusan Pemilu 2024.
“Penting, polisi dan tentara harus menghindari intimidasi terhadap rakyat,” kata Megawati.
Pernyataan ini dianggap tendensius oleh Dudung Abdurachman, yang mengingatkan seluruh personel TNI dan Polri untuk tidak terpengaruh oleh tuduhan tersebut.
Dudung menegaskan perlunya pengingat kepada seluruh lembaga, termasuk BIN, untuk menjaga netralitas. “Tidak lama lagi akan ada pemilihan umum di Papua,” katanya.
Sebagai informasi, saat ini Ketua BIN adalah Budi Gunawan, yang memiliki hubungan khusus dengan Megawati.
Lantas, bagaimana rekam jejak Budi Gunawan?
Budi Gunawan, Jenderal Pol. Prof. Dr. Budi Gunawan, S.H., M.Si., Ph.D., dikenal sebagai tokoh kepolisian Indonesia.
Ia menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara sejak 9 September 2016, menggantikan Sutiyoso.
Sebelumnya, ia pernah menjabat Wakapolri mendampingi Jenderal Pol Badrodin Haiti sejak 22 April 2015, dan Jenderal Pol Tito Karnavian sejak 13 Juli 2016, hingga dilantik sebagai Kepala BIN pada 9 September 2016.
Pada 2 September 2016, Presiden Jokowi menunjuk Jenderal Pol Budi Gunawan menjadi Kepala BIN menggantikan Sutiyoso dan mengirimkan surat kepada DPR.
Sidang Paripurna DPR kemudian menyetujui hasil Fit & Proper Test Komisi I DPR terhadap Calon Kepala BIN yang dilakukan sehari sebelumnya.
Budi Gunawan menjadi unsur Polisi kedua setelah Jenderal Pol. Sutanto (2009-2011) yang memimpin lembaga intelijen tersebut.
Riwayat Pendidikan Dalam pendidikan, Jenderal Pol Budi Gunawan dikenal sebagai anak yang berprestasi.
Ia merupakan lulusan terbaik Akpol tahun 1983 dan meraih penghargaan Adhi Makayasa. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya saat usia yang tergolong muda, yaitu 24 tahun.
Pada dunia pendidikan di kepolisian, Jenderal Pol. Budi tercatat meraih peringkat satu saat bersekolah.
Berikut riwayat pendidikannya:
- PTIK
- SESPIM
- SESPATI
- LEMHANAS
Riwayat Karier Dalam kariernya, nama Jenderal Pol Budi Gunawan mulai dikenal saat menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2001-2004.
Dia kemudian dipromosikan menjadi brigadir jenderal, menjadi jenderal termuda pada 2004-2006.
Berikut adalah riwayat perjalanan karier Jenderal Pol Budi Gunawan:
- Ajudan Presiden RI Megawati Soekarnoputri (2001-2004)
- Karobinkar SSDM Polri (2004-2006)
- Kaselapa Lemdiklat Polri (2006-2008)
- Kapolda Jambi (2008-2009)
- Kadiv Binkum Polri (2009-2010)
- Kadiv Propam Polri (2010-2012)
- Kapolda Bali (2012)
- Kalemdiklat Polri (2012-2014)
- Wakapolri (2015-2016)
- Kepala Badan Intelijen Negara (2016-sekarang)
- Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (2017-2022)
Kontroversi Pencalonan Jenderal Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 menciptakan kehebohan di negeri ini.
Perseteruan antara KPK dan Kepolisian memanas ketika Budi Gunawan diumumkan sebagai calon Kapolri, sementara ia juga tersangka kasus gratifikasi.
Keputusan Presiden Widodo untuk menarik pencalonan Budi Gunawan dan mengajukan calon baru, Jenderal Pol Badrodin Haiti, mengakhiri kontroversi tersebut.
Budi Gunawan mendapat beberapa penghargaan, termasuk:
- SL Kesetiaan 16 Tahun
- SL Dwidya Sistha
- SL Kesetiaan Tamtama
- SL Kesetiaan Karya Bhati
- SL Yana Utama
- SL Dharma Nusa
- SL Gom VII
- SL Bintang Bhayangkara Nararya
- SL Bintang Bhayangkara Pratama. CAK/RAZ