JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Upaya pengangkatan bangkai Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang ditemukan terbalik di dasar Selat Bali, diperkirakan akan menghadapi tantangan besar.
Meskipun posisi kapal sudah divisualisasikan, kedalaman lokasi dan kondisi kapal yang terbalik menjadi hambatan utama dalam proses evakuasi.
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi, Senin 14 Juli 2025, mengungkapkan bahwa penemuan KMP Tunu Pratama Jaya dalam posisi terbalik adalah langkah awal yang penting.
Namun, ia juga menekankan bahwa proses pengangkatan kapal akan memerlukan perencanaan matang dan SOP yang sangat ketat demi keselamatan tim.
“Harapannya proses pengangkatan kapal bisa berjalan lancar sehingga dapat membantu investigasi lebih lanjut,” ujarnya.
Kapal yang mengangkut 53 penumpang, 12 ABK/kru, dan 22 unit kendaraan ini tenggelam pada Rabu 2 Juli 2025. Hingga kini, 17 korban masih dinyatakan hilang dan menjadi fokus utama tim SAR gabungan.
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyatno, menjelaskan bahwa visualisasi bangkai kapal dengan kamera bawah air menunjukkan KMP Tunu Pratama Jaya dalam kondisi terbalik dan nama kapal pun terlihat jelas.
Kondisi terbalik ini menambah kompleksitas dalam upaya pengangkatan. Tim ahli akan perlu menentukan metode terbaik untuk membalikkan atau menstabilkan kapal sebelum bisa ditarik ke permukaan.
Selain itu, faktor arus bawah laut di Selat Bali juga akan menjadi pertimbangan krusial. Proses ini diperkirakan akan memakan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit.
Meskipun demikian, penemuan bangkai kapal ini memberikan harapan besar bagi keluarga korban yang masih menunggu kejelasan nasib kerabat mereka, serta menjadi kunci penting untuk mengungkap penyebab pasti insiden tragis ini. HUM/GIT