SIDOARJO, Memoindonesia.co.id — Masalah banjir kembali menjadi sorotan utama dalam kegiatan reses Wakil Ketua Komisi A DPRD Sidoarjo, Adiel Muhammad Kanantha, S.H., LL.M., di Desa Balonggabus, Kecamatan Candi, Jumat, 11 Juli 2025.
Dalam forum jaring aspirasi masyarakat (jasmas) yang digelar di aula balai desa dan dihadiri sekitar 150 warga, mayoritas keluhan mengerucut pada satu isu klasik namun belum tuntas. Yakni banjir yang terus menghantui kehidupan warga, dari akses jalan hingga pendidikan anak-anak.
“Kalau banjir sudah di atas lutut, anak saya bisa tidak sekolah sampai dua minggu. Kami sudah bertahun-tahun hidup seperti ini,” ungkap Evi, warga RT 1 yang juga pengurus lingkungan.

Ia berharap agar pemerintah segera melakukan peninggian jalan agar warga bisa menjalani aktivitas harian tanpa terisolasi.
Keluhan serupa juga dilontarkan oleh Slamet Budiono (RT 3 RW 2) dan Didik Sukarno (RT 2 RW 1) yang menilai bahwa normalisasi saluran air menjadi kebutuhan mendesak, seiring kian parahnya dampak banjir terhadap aktivitas ekonomi warga.
“Jualan makanan online jadi mandek. Driver ogah masuk karena jalanan tergenang. Padahal ini sumber penghasilan kami,” ujar Slamet dengan nada kecewa.
Mas Adiel dalam sambutannya menyatakan bahwa semua aspirasi akan dicatat dan disampaikan dalam forum resmi bersama eksekutif.
Ia menegaskan bahwa persoalan banjir di wilayah Candi sudah masuk dalam pembahasan legislatif sebelumnya, namun perlu dorongan kuat dan tindak lanjut teknis yang lebih konkret.
“Kita butuh sinergi kuat antara legislatif, eksekutif, dan masyarakat. Aspirasi ini akan kami bawa sebagai prioritas pembahasan bersama dinas terkait. Harapannya, tidak ada lagi anak-anak yang tidak bisa sekolah karena banjir,” kata Adiel.
Politisi muda dari Partai Golkar itu juga memperkenalkan Program Indonesia Pintar (PIP) kepada warga. Program ini ditujukan bagi pelajar dari keluarga miskin dan rentan miskin agar tetap bisa mengakses pendidikan, meskipun dalam kondisi sulit sekalipun.
“Saat ini sedang dilakukan pendataan agar penyaluran tepat sasaran,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Balonggabus, Qozin, menyampaikan bahwa program normalisasi sungai di wilayahnya telah masuk dalam rencana kerja. Ia berharap kehadiran Mas Adiel bisa menjadi penguat sekaligus jembatan komunikasi dengan pemerintah daerah.
“Kami percaya, kolaborasi seperti ini bisa menjadi awal dari solusi nyata. Karena banjir bukan hanya masalah lingkungan, tapi juga soal pendidikan, ekonomi, dan masa depan warga Balonggabus,” tutupnya. HUM/BAD