JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkap pola baru dalam praktik prostitusi online terhadap anak, yang disamarkan melalui modus penawaran kerja sebagai pekerja rumah tangga (PRT).
Modus ini disampaikan Ketua KPAI Ai Maryati Solihah dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) bersama Badan Legislasi (Baleg) DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.
Ai mengungkapkan bahwa banyak anak-anak yang direkrut dengan janji pekerjaan sebagai PRT, namun pada kenyataannya dieksploitasi secara seksual oleh jaringan prostitusi online.
“Modus paling tinggi adalah prostitusi online dengan pola open BO. Perjanjiannya seolah menjadi PRT, tapi begitu datang ke Jakarta, mereka ditempatkan di lokasi tanpa akses keluar masuk dan dipaksa melayani para pelanggan,” ujar Ai Maryati dalam RDPU, Rabu 21 Mei 2025.
KPAI mencatat bahwa dalam tiga tahun terakhir hingga 2023, terdapat 303 kasus eksploitasi ekonomi dan seksual terhadap anak yang dilaporkan, dengan sebagian besar melibatkan anak-anak sebagai PRT di bawah umur.
“Kasus ini tergolong sebagai eksploitasi anak. Mereka diiming-imingi pekerjaan layak, tetapi justru menjadi korban prostitusi terselubung,” jelas Ai.
Menanggapi fenomena tersebut, KPAI mendesak agar pembahasan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) segera dilanjutkan, dengan penekanan pada batas usia minimum 18 tahun untuk bekerja sebagai PRT.
“Kami mendorong sinkronisasi RUU PPRT agar usia minimum bekerja sebagai PRT adalah 18 tahun atau lebih. Ini penting untuk mencegah eksploitasi anak berkedok pekerjaan rumah tangga,” tegas Ai.
Modus penyamaran melalui lowongan kerja PRT dinilai sangat berbahaya karena membuka peluang besar bagi jaringan eksploitasi anak. Tanpa regulasi dan pengawasan yang ketat, anak-anak dari daerah bisa dengan mudah terjerat dalam lingkaran perdagangan manusia dan prostitusi online.
KPAI juga mengingatkan bahwa korban anak-anak tidak hanya mengalami kerugian fisik, tapi juga trauma psikologis jangka panjang yang berdampak pada masa depan mereka. HUM/GIT