JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Novel Baswedan mengaku pernah menawarkan diri untuk menangkap buron kasus korupsi, Harun Masiku, saat masih bertugas sebagai penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, tawaran tersebut ditolak oleh Firli Bahuri, yang saat itu menjabat sebagai pimpinan KPK.
“Pada tahun 2021, ketika kami menghadapi pemecatan lewat Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), kami juga menawarkan bantuan untuk menangkap Harun Masiku karena kami sudah mendapatkan informasi mengenai keberadaannya. Tapi para pimpinan KPK saat itu, termasuk Firli Bahuri, menolak,” kata Novel Baswedan dalam keterangan pers, Sabtu 17 Mei 2025.
Novel menjelaskan, tim yang menawarkan penangkapan Harun Masiku malah disingkirkan melalui TWK. Sebanyak 57 pegawai KPK yang tidak lolos TWK pun diberhentikan pada 2021.
“Firli Bahuri tidak merespons dan hanya mendiamkan. Ini artinya dia tidak mau Harun Masiku ditangkap. Selain itu, tim pencariannya juga semua disingkirkan dengan TWK,” ujar Novel.
Novel yakin, selama Firli Bahuri memimpin KPK, buron Harun Masiku tidak akan tertangkap. Ia berharap dengan bergantinya pimpinan KPK, kasus Harun Masiku bisa segera mendapatkan titik terang.
“Iya, Harun Masiku mesti segera ditangkap. Melihat kondisi KPK saat dipimpin Firli dan kawan-kawan, saya paham mengapa hal itu tidak terjadi. Saya sudah pernah bilang, selama Firli dkk memimpin KPK, saya yakin Harun tidak akan tertangkap, dan kenyataannya memang begitu,” jelas Novel.
Novel juga menanggapi pernyataan penyelidik KPK dalam sidang kasus perintangan penyidikan terdakwa Hasto Kristiyanto, yang mengaku sudah mengetahui keberadaan Harun Masiku. Novel menegaskan, semua buronan wajib segera ditangkap, termasuk Harun Masiku.
“Semua buronan memang harus ditangkap, termasuk Harun Masiku,” tutupnya. HUM/GIT