MemoIndonesia.co.id
  • Beranda
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Pendidikan
  • Seni Budaya
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Indeks
MemoIndonesia.co.id
  • Beranda
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Hukum
  • Gaya Hidup
  • Foto
  • Indeks
Search
  • Kategori Berita
    • Nasional
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Hukum
    • Peristiwa
    • Pendidikan
    • Ekbis
    • Seni Budaya
    • Olahraga
    • Religi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Link Terkait
    • Redaksi
    • Tentang Kami
    • Kontak
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Have an existing account? Sign In
Follow US
Copyright 2023 - MemoIndonesia.co.id

Dilindungi Hak Imunitas, Pengadilan Indonesia Tak Berhak Adili Kedutaan Besar India

Publisher: Admin 27 Oktober 2024 3 Min Read
Share
Dr. Syaiful Ma’arif, SH, CN, MH
Dr. Syaiful Ma’arif, SH, CN, MH
Ad imageAd image

SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Sidang gugatan Edwin Soeryadjaya dkk terhadap pembangunan Gedung Kedutaan Besar India di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, masih berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

Para penggugat meminta penghentian pembangunan Kedubes India dan menuntut ganti rugi sebesar Rp 3 triliun. Mengenai gugatan tersebut, pengacara Kedutaan Besar India di Indonesia, Dr. Syaiful Ma’arif, SH, CN, MH angkat bicara.

Kata Syaiful, bahwa Kedubes India memiliki hak imunitas atas yurisdiksi pidana, perdata, dan administrasi di negara penerima (dalam hal ini Republik Indonesia), dalam bentuk apa pun.

“Oleh karena itu, pengadilan di Indonesia tidak memiliki kewenangan untuk mengadili perkara yang objeknya adalah Kedubes India,” tegas Syaiful dalam keterangannya, Minggu, 26 Oktober 2024 di Surabaya.

Baca Juga:  Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti Dinyatakan Bebas: Jaksa Pikir-pikir Atas Putusan

Pendiri Advokat Muslim Nasional (AMN) ini menambahkan bahwa sebagai negara berdaulat, Indonesia harus menghormati tindakan negara berdaulat lainnya. Seorang hakim dari satu negara berdaulat tidak dapat mengadili tindakan negara berdaulat lainnya.

“Dengan demikian, Kedutaan Besar India seharusnya tidak dapat ditarik sebagai pihak dalam perkara Nomor: 316/Pdt.G/2024/PN.Jkt.Tim,” sambung Syaiful Ma’arif.

Syaiful juga menekankan bahwa Kedutaan Besar India adalah perwakilan diplomatik resmi yang keberadaannya didasarkan pada Konvensi Wina 1961 Tentang Hubungan Diplomatik (yang telah diratifikasi melalui UU Nomor 1 Tahun 1982).

Alumni Fakultas Hukum Universitas Airlangga ini menjelaskan bahwa Kedutaan Besar India di Indonesia memiliki hak tidak dapat diganggu gugat (the right of inviolability), hak perlindungan diplomatik (right to protection), dan hak imunitas (the right of immunity). Hak-hak ini berlaku terhadap yurisdiksi kriminal, sipil, maupun administratif di negara penerima.

Baca Juga:  Pencemaran Nama Baik Luhut Binsar Pandjaitan: Sidang Vonis Haris Azhar dan Fatia Hadapi Keputusan Hari Ini

“Dengan merujuk pada hal tersebut, maka gedung perwakilan atau misi dari Kedutaan Besar India yang menjadi objek perkara ini juga memiliki hak tidak dapat diganggu gugat karena berada dalam yurisdiksi kedaulatan Negara India. Ketentuan ini ditegaskan dalam Pasal 1 huruf (i), Pasal 22 ayat (1), Pasal 30 ayat (1), Pasal 31 ayat (1), dan Pasal 41 ayat (1) Konvensi Wina Tahun 1961 Tentang Hubungan Diplomatik,” jelas Wakil Ketua Umum DPN Peradi tersebut.

Syaiful menegaskan bahwa secara hukum, gugatan terhadap Kedubes India tidak memenuhi syarat formal. Pengadilan Negeri Jakarta Timur tidak berwenang mengadili perkara ini.

Baca Juga:  Pencemaran Nama Baik Luhut Binsar Pandjaitan: Sidang Vonis Haris Azhar dan Fatia Hadapi Keputusan Hari Ini

Selain itu, Kedutaan Besar India sebagai perwakilan diplomatik resmi negara India di Indonesia bukanlah subjek hukum yang dapat ditarik sebagai pihak dan tidak dapat dimintai pertanggungjawaban hukum sebagaimana dimaksud oleh para penggugat.

“Terlebih lagi, terdapat permintaan yang tidak masuk akal dalam petitum Nomor 4, yaitu agar Kedubes India tidak menggunakan dan memanfaatkan tanah serta bangunan yang berada dalam yurisdiksi mereka. Juga tuntutan ganti rugi yang berlebihan sebesar Rp 3 triliun,” pungkasnya. HUM/BAD

TAGGED: DPN Peradi, Hak Imunitas, Kedubes India, Kedutaan Besar India, Pengadilan Indonesia, Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Syaiful Ma'arif
Share this Article
Facebook Twitter Pinterest Whatsapp Whatsapp Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Wink0
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ad imageAd image

BERITA TERKINI

Terungkap di Sidang: ‘Sultan’ Eks Dirut Taspen Hamburkan Miliaran untuk Kekasih
26 Agustus 2025
KPK Gandeng Pandji Pragiwaksono, Pesan Antikorupsi Dititipkan Lewat Stand-Up Comedy
26 Agustus 2025
Terkuak! Salah Satu Tersangka Pemerasan Kemnaker Ternyata Suami Pegawai KPK
26 Agustus 2025
Kepala BNN Irjenpol Suyudi: Berantas Narkoba Bersama, Tindak Tegas Tanpa Pandang Bulu
26 Agustus 2025
Prahara Kemnaker: ‘Sultan’ Irvian Diduga Raup Rp 69 Miliar, Jomplang dengan Harta LHKPN
26 Agustus 2025
Ad imageAd image

NASIONAL

Terungkap di Sidang: ‘Sultan’ Eks Dirut Taspen Hamburkan Miliaran untuk Kekasih
26 Agustus 2025
KPK Gandeng Pandji Pragiwaksono, Pesan Antikorupsi Dititipkan Lewat Stand-Up Comedy
26 Agustus 2025
Terkuak! Salah Satu Tersangka Pemerasan Kemnaker Ternyata Suami Pegawai KPK
26 Agustus 2025
Kepala BNN Irjenpol Suyudi: Berantas Narkoba Bersama, Tindak Tegas Tanpa Pandang Bulu
26 Agustus 2025

TERPOPULER

Kepala Kantor Imigrasi Surabaya, Agus Winarto meninjau layanan Paspor Merdeka di Kanimsus Juanda.
Imigrasi Surabaya Gelar “Layanan Paspor Merdeka” di Dua Lokasi, Komitmen Hadirkan Pelayanan yang Mudah, Cepat, dan Humanis
24 Agustus 2025
Tim Imigrasi Tanjung Perak melalui Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim) berfoto bersama dengan stakeholder usai rapat koordinasi Timpora.
Perketat Pengawasan WNA, Imigrasi Tanjung Perak Turun Tangan Lewat TIMPORA dan Operasi Gabungan
24 Agustus 2025
KPK Panggil Ulang Bupati Pati Sudewo Terkait Korupsi Proyek Jalur Kereta Api
25 Agustus 2025
Mantan Ketua PN Surabaya Divonis 7 Tahun Penjara: Terbukti Bersalah Terima Suap Bebaskan Ronald Tannur
24 Agustus 2025

Baca Berita Lainnya:

Hukum

Terungkap di Sidang: ‘Sultan’ Eks Dirut Taspen Hamburkan Miliaran untuk Kekasih

Hukum

KPK Gandeng Pandji Pragiwaksono, Pesan Antikorupsi Dititipkan Lewat Stand-Up Comedy

Hukum

Terkuak! Salah Satu Tersangka Pemerasan Kemnaker Ternyata Suami Pegawai KPK

Hukum

Kepala BNN Irjenpol Suyudi: Berantas Narkoba Bersama, Tindak Tegas Tanpa Pandang Bulu

MemoIndonesia.co.id

Memo Indonesia adalah media online yang menyajikan beragam informasi dari seluruh sudut nusantara.

Quick Links
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
About US
  • Kontak
  • Tentang Kami
  • Karir
  • Redaksi

Copyright 2023 – MemoIndonesia.co.id

Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?