JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Tiga bandara di Indonesia mendapati diri mereka masuk dalam daftar sepuluh bandara terburuk di dunia menurut laporan dari lembaga konsumen penerbangan AirHelp.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, angkat bicara mengenai laporan tersebut dengan menegaskan bahwa yang terpenting adalah menjaga keamanan dan keselamatan penerbangan.
Budi Karya menegaskan bahwa penilaian terhadap bandara seharusnya tidak hanya berfokus pada aspek fisik yang mungkin terlihat jelek atau bagus. Keamanan dan keselamatan penerbangan harus menjadi prioritas utama.
“Saya termasuk yang konservatif. Pokoknya gunakan uang itu dengan efisien. Yang penting security dan safety dijaga. Bukan bagus-bagusan. Jadi kalau dibilang yang terjelek itu belum tentu jelek,” ungkap Budi Karya di Jakarta.
Menyikapi masalah pengawasan, Budi Karya menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pengawasan dan evaluasi, sambil memantau kesinambungan bisnis dari Angkasa Pura.
“Pasti lah kita lakukan (pengawasan dan evaluasi), tapi kan semua masih bertahap. Kesehatan Angkasa Pura juga harus diperhatikan. Jangan aksi-aksi tapi keuangannya jelek,” sebut Budi Karya.
Budi Karya menambahkan bahwa Kementerian Perhubungan telah berupaya membuat bandara-bandara di Indonesia memiliki fasilitas fisik yang ‘cantik’, seperti Bandara Fakfak dan Mentawai yang dianggap sebagai contoh.
AirHelp menilai bandara berdasarkan ketepatan waktu pemberangkatan, kepuasan pelanggan, dan fasilitas pelengkap.
Dari 194 bandara yang dinilai, tiga bandara internasional di Indonesia, yaitu Bandara Internasional Syamsudin Noor, I Gusti Ngurah Rai di Bali, dan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, menempati posisi terbawah.
Bandara Internasional Syamsudin Noor di Banjarmasin menduduki peringkat terburuk dengan poin keseluruhan 6,39.
Rinciannya, ketepatan waktu pemberangkatan terbilang rendah dengan hanya 6,39 poin. Kepuasan pelanggan juga hanya mendapat 5,2 poin. Kemudian, fasilitas bandara seperti kelengkapan outlet pendukung mendapatkan poin cukup tinggi, yakni 8.
I Gusti Ngurah Rai di Bali juga masuk daftar 10 bandara terburuk di dunia. Secara keseluruhan, bandara ini hanya mendapatkan 6,55 poin. Tingkat keterlambatan pemberangkatan terbilang tinggi dengan hanya 5,5 poin yang diraih.
Namun, bandara ini mendapatkan poin cukup tinggi untuk urusan kepuasan pelanggan dan fasilitas pelengkap. Masing-masing kategori mendapatkan 7,9 dan 8,3 poin.
Terakhir adalah Bandara Internasional Halim Perdanakusuma yang berada di posisi 185 atau 10 dari paling bawah. Bandara di Jakarta ini hanya mendapatkan 6,63 poin.
Sama seperti Ngurah Rai, bandara ini juga punya tingkat keterlambatan pemberangkatan yang tinggi dengan raihan hanya 5,7 poin.
Sementara urusan kepuasan pelanggan dan fasilitas yang ada di dalamnya, bandara ini cukup memenuhi standar dengan raihan poin masing-masing 8 dan 8,1. CAK/RAZ