MANGGARAI BARAT, Memoindonesia.co.id – Tim SAR gabungan menemukan satu jenazah korban kapal pinisi KM Putri Sakinah yang tenggelam di Selat Pulau Padar, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin 29 Desember 2025.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, menyampaikan bahwa operasi SAR masih terus dilanjutkan dengan membentuk dua tim, yakni pencarian darat dan laut.
“Operasi SAR gabungan ini masih terus dilanjutkan,” ujar Stephanus saat bertemu Kapolda NTT Irjen Rudi Darmoko di Posko Operasi SAR Labuan Bajo.
Korban yang tenggelam berasal dari satu keluarga wisatawan asal Spanyol. Tiga korban lainnya yang belum ditemukan adalah pelatih sepakbola wanita Valencia CF, Martin Carreras, dan dua anak laki-lakinya.
Satu jenazah yang ditemukan hari ini adalah anak perempuan Martin. Sementara istri dan satu anak perempuan Martin lainnya selamat dari insiden tersebut.
Tim pencarian laut melakukan penyisiran dan penyelaman di lokasi kejadian dan sekitarnya, sedangkan tim darat melakukan pencarian di pesisir Pulau Padar.
“Perkiraan arus setiap enam jam sekali berubah, jadi kami menyesuaikan dan sementara ini korban ditemukan di bagian utara karena arus ke sana,” jelas Stephanus.
Berdasarkan analisis, kapal KM Putri Sakinah terbuat dari kayu Ulin yang sangat awet, sehingga bangkai kapal diperkirakan tidak jauh dari lokasi kejadian.
Terkait penyebab kecelakaan kapal, awak kapal menyebutkan adanya gelombang alun atau swell tinggi dengan periode singkat yang diasumsikan akibat anomali cuaca kiriman siklon 96S.
Hingga saat ini, KSOP Kelas III Labuan Bajo menutup sementara pelayaran kapal wisata maupun kapal lainnya ke Pulau Padar dan Pulau Komodo untuk memudahkan pencarian korban dan mengantisipasi potensi cuaca ekstrem.
Kapal semi pinisi KM Putri Sakinah saat kejadian mengangkut 11 orang, terdiri dari enam wisatawan asing asal Spanyol, satu pemandu wisata, dan empat anak buah kapal (ABK) termasuk nakhoda.
Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi tujuh korban, termasuk empat ABK dan seorang pemandu wisata. Pada pencarian hari keempat, tim kembali menemukan seorang korban yang terbawa arus ke perairan Pulau Serai.
Para korban merupakan satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan empat anak. HUM/GIT


