JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Mahkamah Agung menolak kasasi Mario Dandy Satriyo dalam kasus pencabulan terhadap mantan pacarnya AG sehingga hukuman enam tahun penjara pada tingkat banding tetap berlaku, Senin 24 November 2025.
Putusan kasasi nomor 10825 K/PID.SUS/2025 itu diketok oleh majelis hakim yang diketuai Dwiarso Budi Santiarto dengan anggota Yanto dan Achmad Setyo Pudjoharsoyo.
Pada tingkat banding, Mario Dandy dijatuhi hukuman enam tahun penjara dan denda Rp 1 miliar. Putusan banding nomor 137/PID.SUS/2025/PT DKI itu mengubah putusan 680/Pid.Sus/2024/PN Jkt.Sel.
“Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 6 tahun. Pidana denda sejumlah Rp 1.000.000.000 dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 bulan,” demikian tertulis dalam putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Vonis banding tersebut lebih berat dari putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang menjatuhkan dua tahun penjara dan denda Rp 1 miliar subsider dua bulan kurungan.
“Menyatakan terdakwa tersebut di atas, telah secara sah dan meyakinkan terbukti bersalah melakukan tindak pidana ‘Membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya yang dilakukan secara berlanjut’,” ujar hakim.
Secara total, Mario Dandy harus menjalani hukuman 18 tahun penjara dalam dua perkara. Mario Dandy telah mendapat remisi umum tiga bulan dan remisi dasawarsa 90 hari.
Sebelum kasus pencabulan, Mario Dandy dihukum dalam kasus penganiayaan terhadap Cristalino David Ozora pada Februari 2023. Kasus itu menjadi sorotan karena Mario Dandy merupakan anak mantan pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo.
Harta kekayaan Rafael Alun turut diperiksa hingga akhirnya dia dihukum 14 tahun penjara dalam perkara gratifikasi. Mobil Rubicon yang digunakan Mario Dandy saat penganiayaan dirampas dan dilelang dengan hasil Rp 706 juta yang diserahkan kepada David Ozora.
Selain Mario Dandy, dua orang yang terlibat penganiayaan juga telah dihukum, yaitu AG dengan vonis 3,5 tahun penjara dan Shane Lukas dengan vonis lima tahun penjara. HUM/GIT

