SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Polda Jawa Timur belum menetapkan tersangka dalam kasus ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo.
Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Jules Abraham Abast menjelaskan, penyidik telah melakukan gelar perkara terkait peristiwa tersebut. Namun, pihaknya tidak ingin tergesa-gesa dalam proses penyidikan.
“Ini kami mohon bersabar karena ini masih berproses dan kami melihat bilamana kami memanggil saksi, ada dari keluarga korban yang sedang berduka ini akan mengganggu keluarga wali santri yang sedang berduka. Kami mohon sekali pengertiannya,” ujar Abast, Sabtu 11 Oktober 2025.
Ia menegaskan, proses hukum tetap berjalan namun dilakukan dengan hati-hati.
“Proses hukum tetap berjalan, namun kami tentu tidak tergesa-gesa,” imbuhnya.
Menurut Abast, penyidik masih bekerja memanggil sejumlah saksi, baik saksi baru maupun saksi yang sebelumnya telah dimintai keterangan saat penyelidikan.
“Ini masih berproses. Artinya, saksi yang dimintai di awal proses penyelidikan bisa saja di tahap penyidikan bukan merupakan saksi. Kalau di awal masih lidik, kami ingin mencari informasi awal, ingin mengetahui bukti apakah memang benar telah terjadi suatu peristiwa pidana, sehingga kami mencari informasi di awal sebelum kejadian 29 September 2025,” tandasnya.
Diketahui, ambruknya bangunan empat lantai Ponpes Al Khoziny terjadi pada Senin 29 September 2025 sekitar pukul 15.00 WIB. Peristiwa itu menimpa ratusan santri yang tengah melaksanakan salat asar.
Berdasarkan data Basarnas, selama sembilan hari pencarian korban, sebanyak 171 orang telah dievakuasi, terdiri atas 67 orang meninggal dunia dan 104 orang selamat. HUM/GIT