SIDOARJO, Memoindonesia.co.id – Data simpang siur terkait jumlah santri yang belum ditemukan pasca-ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, mencuat di posko gabungan. Sebuah daftar beredar menyebutkan ada 66 santri masih dalam pencarian, namun hingga kini kebenarannya belum dapat dipastikan.
Daftar nama yang diduga santri belum ditemukan terpampang di posko gabungan dan beredar di media sosial. Data itu disebut berasal dari daftar absen santri maupun laporan keluarga yang merasa kehilangan.
Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, selaku SAR Mission Coordinator (SMC), menegaskan pihaknya tidak bisa memastikan kebenaran data tersebut.
“Saya tidak bisa memastikan terkait itu. Makanya tadi pagi, terkait simpang siur (data korban belum ditemukan) itu Kepala BNPB sudah memerintahkan jajarannya bersama unsur forkopimda untuk berkoordinasi dengan pihak pengurus pesantren,” ujar Yudhi Bramantyo, Rabu 1 Oktober 2025.
Meski begitu, Basarnas tetap mencocokkan data lapangan dengan korban yang berhasil terevakuasi.
“Apapun itu nanti kalau kita cek masih ada ya kita lihat di lapangan, itu yang kita maksimalkan. Makanya malam ini saya tetap berusaha, walaupun sudah kita angkat, tetap dicek ulang lagi,” tambahnya.
Hari ini, tujuh korban berhasil dievakuasi dari reruntuhan, dengan rincian lima selamat dan dua meninggal dunia.
“Dengan demikian, pada hari ini kita telah berhasil mengevakuasi tujuh korban dengan rincian lima selamat dan dua dalam kondisi meninggal dunia. Saya kira itu yang dapat saya sampaikan pada malam hari ini,” pungkas Yudhi Bramantyo. HUM/GIT