SIDOARJO, Memoindonesia.co.id – Upaya evakuasi korban reruntuhan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus dilakukan tim SAR gabungan.
Hingga Selasa 30 September 2025 pagi, tercatat 102 korban berhasil dievakuasi, dengan rincian tiga orang meninggal dunia dan puluhan lainnya masih menjalani perawatan.
Ketiga santri yang meninggal dunia telah teridentifikasi yakni Mochammad Mashudulhaq (14) asal Dukuh Pakis, Surabaya, Muhammad Soleh (22) asal Bangka Belitung, dan Maulana Alfan Abrahimafic (15) asal Pabean Cantikan, Surabaya.
Data BNPB menyebutkan, dari total 102 korban yang dievakuasi, 77 orang mengalami luka-luka dan dirawat di beberapa rumah sakit. Rinciannya, 34 korban dirawat di RSUD Sidoarjo, 38 korban di RS Siti Hajar, 4 korban di RS Delta Surya, serta 1 korban dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, mengatakan tim SAR masih berupaya membuka akses menuju titik reruntuhan yang diduga menjadi lokasi terjebaknya korban lain.
“Diperkirakan masih ada sekitar 38 korban yang belum ditemukan. Jumlah ini belum pasti karena masih menunggu hasil penyisiran lapangan,” ujarnya.
Sementara itu, BNPB menegaskan peristiwa ini termasuk dalam kategori bencana kegagalan teknologi. Pemerintah diimbau untuk memperketat pengawasan teknis pembangunan gedung agar sesuai standar keselamatan konstruksi, guna mencegah terulangnya tragedi serupa.
Di lokasi kejadian, ratusan keluarga santri masih bertahan di posko gabungan untuk menunggu kabar terbaru. Petugas gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, serta relawan terus melakukan pencarian dengan fokus utama menyelamatkan korban selamat melalui jalur manual. HUM/GIT