BANDUNG, Memoindonesia.co.id – Mantan Ketua DPR Setya Novanto, terpidana kasus korupsi e-KTP, telah resmi keluar dari Lapas Sukamiskin.
Meski demikian, kebebasannya tidak sepenuhnya murni. Menurut Kepala Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Jawa Barat, Kusnali, Setnov berstatus bebas bersyarat dan masih memiliki kewajiban untuk melapor hingga 1 April 2029.
Kusnali menjelaskan bahwa pembebasan ini diberikan setelah Setnov menjalani masa hukuman yang telah dikurangi berdasarkan putusan Peninjauan Kembali (PK). Melalui putusan PK, masa hukuman Setnov dipangkas dari 15 tahun menjadi 12 tahun 6 bulan.
“Berdasarkan perhitungan dari 12 tahun 6 bulan, beliau mendapatkan pembebasan bersyarat di tanggal 29 Mei 2025,” ujar Kusnali.
Selain menjalani masa hukuman, Kusnali juga memastikan bahwa Setnov telah memenuhi syarat lain yang memungkinkan dirinya mendapatkan status bebas bersyarat. Syarat tersebut adalah pembayaran seluruh denda dan uang pengganti kerugian negara.
“Dalam amar putusan peninjauan kembali, beliau diputus 12 tahun 6 bulan dengan denda Rp 500 juta subsider dari 5 bulan kurungan ditambah dengan uang pengganti Rp 49 miliar dengan pidana 2 tahun,” papar Kusnali.
Kusnali menegaskan, karena seluruh kewajiban finansial tersebut sudah dilunasi, Setnov dinyatakan layak untuk mendapatkan pembebasan bersyarat.
Meski demikian, statusnya baru akan menjadi bebas murni setelah melewati masa wajib lapor yang berakhir pada tahun 2029. Hal ini menjadi akhir dari babak panjang perjalanan hukum Setnov sejak terjerat kasus korupsi e-KTP. HUM/GIT