JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkap modus kekerasan seksual yang dilakukan oleh guru besar Fakultas Farmasi, Edy Meiyanto, terhadap mahasiswi.
Berdasarkan hasil investigasi Satgas PPKS UGM, pelaku diduga melakukan kekerasan dengan memanfaatkan momen bimbingan akademik di luar kampus.
“Diskusi, bimbingan, hingga pertemuan di luar kampus untuk membahas kegiatan atau lomba jadi modus pelaku,” ungkap Sekretaris UGM, Andi Sandi, Sabtu 5 April 2025.
Kasus kekerasan seksual ini pertama kali dilaporkan pada 2024, namun kejadian disebut terjadi pada 2023. Satgas PPKS UGM telah memeriksa 13 orang saksi dan korban. Andi juga menyatakan adanya kemungkinan insiden terjadi sebelum 2023, namun tidak tercatat secara resmi di Satgas karena laporan baru diterima tahun lalu.
“Yang kami tangani berdasarkan laporan resmi adalah kejadian tahun 2023-2024,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut, Edy Meiyanto dicopot dari seluruh kegiatan tridharma perguruan tinggi, termasuk jabatan sebagai Kepala Laboratorium Biokimia Pascasarjana dan Ketua Cancer Chemoprevention Research Center Fakultas Farmasi UGM. HUM/GIT