JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Dua oknum TNI AL terdakwa kasus penembakan bos rental mobil yang menewaskan Ilyas Abdurrahman di Tol Jakarta-Tangerang dituntut hukuman penjara seumur hidup. Anak korban mengapresiasi tuntutan tersebut.
“Yang pertama kami mengapresiasi untuk tuntutan itu dan kami juga dari pihak korban menunggu putusan akhir dari hakim. Karena majelis hakim bukan hanya sebagai corong hukum, tapi juga merupakan corong keadilan untuk kami selaku korban pada kasus ini,” kata Rizky Agam Saputra seusai sidang tuntutan di Pengadilan Militer, Jakarta, Senin 10 Maret 2025.
Saat ditanya apakah puas dengan tuntutan tersebut, Rizky mengatakan masih menunggu vonis hakim. Dia mengaku masih terus mengikuti prosesnya dan menunggu sampai vonis dijatuhkan kepada para terdakwa.
“Untuk saat ini, kita tetap menunggu keputusan dari Majelis Hakim.Ya mungkin seperti itu saja yang bisa saya sampaikan. Sekali lagi saya terima kasih untuk teman-teman media dan semua warga Indonesia sudah mendukung dan mengawal kasus penembakan ini sampai saat ini,” ujarnya.
Rizky mengatakan permintaan maaf akan diterima sesuai persidangan perkara tersebut selesai. Selain itu, menurut dia, tuntutan restitusi yang dijatuhkan oditur militer kepada ketiga terdakwa sudah sesuai.
“Seperti pada persidangan sebelumnya untuk permintaan maaf pada saat selesai perkara ini,” ucapnya.
“Untuk restitusi itu kan yang kami ketahui kan kerugian setelah kejadian. Kami kan ada penilaian-penilaian, kami serahkan ke LPSK dan LPSK sendiri yang menghitung semua. Untuk sementara ini sesuai,” lanjutnya.
Seperti diketahui, terdakwa satu dan terdakwa dua, yakni Kelasi Kepala Bambang Apri Atmojo dan Sertu Akbar Adli, dituntut hukuman penjara seumur hidup dalam kasus tersebut. Kedua terdakwa diyakini terbukti bersalah melakukan tindak pidana penadahan berujung penembakan.
Oditur militer meyakini terdakwa Bambang dan Akbar Adli melanggar Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP terkait penembakan bos rental mobil Ilyas.
“Terdakwa 1 Kelasi Kepala Bambang Apri Atmojo pidana pokok penjara seumur hidup,” kata oditur militer.
Oditur militer juga menuntut agar para terdakwa dipecat dari TNI AL. Adapun hal yang memberatkan adalah perbuatan para terdakwa bertentangan dengan undang-undang. Sementara hal yang meringankan tidak ada.
Oditur militer meyakini perbuatan terdakwa Bambang dilakukan secara bersama-sama dengan terdakwa Sersan Satu Akbar Adli dan Sersan Satu Rafsin Hermawan. Sementara terdakwa Sertu Rafsin dituntut pidana penjara 4 tahun penjara. HUM/GIT