JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Kejaksaan Agung (Kejagung) kembali memeriksa mantan pejabat MA, Zarof Ricar, beserta ketiga hakim PN Surabaya yang memvonis bebas Ronald Tannur. Kejagung mendalami hubungan Zarof dengan ketiga hakim.
“Tentu pemeriksaan ini dilakukan dalam kapasitas yang bersangkutan, yang empat orang ini sebagai saksi, dalam rangka untuk mencari bukti-bukti,” kata Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar kepada wartawan, Rabu 6 November 2024.
Adapun tiga hakim itu adalah Heru Hanindyo, Erintuah Damanik, dan Mangapul. Dalam perkara tersebut, Zarof menjadi perantara antara pengacara Ronald Tannur, Lisa Rachmat, dengan 3 hakim tersebut. Karena itu, dia mengatakan pendalaman peran tiap tersangka penting dilakukan.
“Nah, oleh karenanya penyidik sedang mendalami apakah ZR ini sesungguhnya berperan sejak pada tahap proses persidangan di tingkat pengadilan negeri, sejauh mana perkenalan antara ZR dengan ketiga oknum ini, apakah memang bahwa ketiga oknum hakim ini sudah mengenal ZR atau ada keterkaitan dengan penanganan perkara sejak di Pengadilan Negeri Surabaya,” jelas Harli.
“Jika itu ya, tentu siapa yang memperkenalkan, siapa yang menghubungkan antara ZR dengan ketiga hakim ini,” tambah dia.
Zarof Diduga Jadi Penghubung Suap
Kejagung sebelumnya mengurai alur pemberian suap dari ibu Gregorius Ronald Tannur, Meirizka Widjaja, ke majelis hakim Pengadilan Negeri Surabaya yang mengadili Ronald Tannur. Ada peran Zarof Ricar sebagai penghubung dalam alur suap tersebut.
Dirdik Jampidsus Kejagung Abdul Qohar mengatakan Meirizka mulai mencari cara agar anaknya bisa bebas dari kasus tewasnya Dini Sera pada 5 Oktober 2023 atau sehari setelah peristiwa tewasnya Dini Sera. Dia mengatakan Meirizka awalnya menghubungi pengacara bernama Lisa Rahmat.
Qohar menyebutkan Meirizka dan Lisa bertemu di Surabaya untuk membicarakan kasus Ronald Tannur. Menurut dia, Meirizka dan Lisa kemudian sepakat soal uang yang untuk mengurus perkara.
Setelah ada kesepakatan soal uang, Lisa Rahmat diduga meminta Zarof Ricar. Qohar mengatakan Lisa meminta agar dikenalkan dengan pejabat Pengadilan Negeri Surabaya berinisial R. Lisa diduga ingin mengatur majelis hakim yang mengadili Ronald Tannur lewat R.
“Kemudian, LR meminta kepada ZR agar diperkenalkan kepada pejabat di PN Surabaya dengan inisial R dengan maksud untuk memilih majelis hakim yang akan menyidangkan perkara Ronald Tannur,” ujar Qohar.
Qohar belum mengungkap siapa R yang dimaksud. Dia hanya menyatakan Meirizka mengeluarkan uang total Rp 3,5 miliar untuk menyuap tiga orang hakim yang mengadili Ronald Tannur. Uang itu diserahkan secara bertahap.
“Terhadap uang sebesar Rp 3,5 miliar itu menurut keterangan LR diberikan kepada majelis hakim yang menangani perkara,” ujarnya.
Suap itu kemudian membuat hakim memberikan vonis bebas ke Ronald Tannur. Hakim PN Surabaya menyatakan Ronald Tannur tak terbukti bersalah sebagaimana dakwaan jaksa. HUM/GIT