MANGGARAI BARAT, Memoindonesia.co.id – Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo membeberkan kendala saat pemeriksaan keimigrasian di Bandara Internasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Proses pemeriksaan keimigrasian di bandara itu sempat dikeluhkan wisatawan asal Malaysia.
“Proses pemeriksaan sempat mengalami kendala terkait waktu karena dalam proses pemeriksaan butuh ketelitian dan kecermatan,” kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo, Jaya Mahendra seperti dilansir detikcom, Rabu 4 September 2024.
Mahendra mengatakan petugas imigrasi berupaya memastikan kebenaran dan keaslian dokumen perjalanan penumpang asing. Menurutnya, hal itu juga bertujuan untuk memastikan penumpang bersangkutan tidak masuk dalam daftar cegah maupun tangkal.
“Sehingga kedatangannya jelas membawa manfaat bagi pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat,” ujar Mahendra.
Mahendra meminta maaf terkait lamanya proses pemeriksaan imigrasi perdana di Bandara Komodo. Keluhan para wisatawan asing itu, dia berujar, akan menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki pelayanan imigrasi di Bandara Komodo.
“Kami akan terus berupaya meningkatkan pelayanan di Bandara Internasional Komodo dengan sumber daya dan fasilitas yang ada sehingga proses pemeriksaan Keimigrasian dapat dilakukan dengan lebih efisien,” imbuhnya.
Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo Jul Fikri menambahkan pemeriksaan keimigrasian di Bandara Komodo dilakukan dengan beberapa tahapan. Mulai dari pemeriksaan keabsahan dokumen keimigrasian seperti paspor dan visa, wawancara, hingga pemindaian paspor.
“Walaupun proses sempat mengalami kendala, Imigrasi Labuan Bajo tetap berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap individu yang memasuki atau meninggalkan wilayah ini berada dalam kondisi aman dan sesuai dengan regulasi keimigrasian,” kata Jul.
Sebelumnya, wisatawan asal Malaysia mengeluhkan pelayanan imigrasi di Bandara internasional Komodo, Labuan Bajo, Selasa 3 September 2024. Mereka yang terbang langsung dari Malaysia itu mengaku kelelahan menunggu dua jam untuk pemeriksaan imigrasi.
Hal itu diungkapkan oleh Adi, pemandu wisata dari Eko Flores Tour yang datang ke Bandara Komodo untuk menjemput turis asal Malaysia tersebut. Adi mengatakan wisatawan tersebut kecewa dengan pelayanan imigrasi. Bahkan, wisatawan Malaysia itu mengeluh dengan ungkapan ‘kami sudah nyawa-nyawa ikan’.
“Nyawa-nyawa ikan, bahasa Malaysia artinya terlalu letih, terlalu capek menunggu, tidak bergerak. Bahasa Indonesianya macet di imigrasinya,” tutur Adi. HUM/GIT