PANGKALPINANG, Memoindonesia.co.id – Hendry Lie (HL), pemilik Sriwijaya Air, terlibat dalam kasus korupsi timah di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) Bangka Belitung (Babel). Meskipun telah menjadi tersangka, HL belum ditahan oleh Kejagung karena alasan sakit.
“Tersangka HL yang tidak hadir sebagai saksi (dengan alasan sakit), tim penyidik akan segera memanggilnya kembali sebagai tersangka,” kata Dirdik Jampidsus Kejaksaan Agung, Kuntadi, Sabtu, 27 April 2024.
Dalam kasus ini, Hendry adalah pemilik swasta selaku Beneficiary Owner PT TIN. Ia ditetapkan sebagai tersangka bersama Fandy Lingga alias FL selaku Marketing PT TIN.
Sebelumnya, pada Jumat, 26 April 2024, Hendry dipanggil Kejagung untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus korupsi tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022. Pada 29 Februari 2024, Hendry juga sudah diperiksa oleh Kejagung.
Meski absen dalam pemanggilan kedua, Hendry ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik memeriksa 13 saksi dan memiliki bukti yang cukup. Total ada 158 saksi yang telah diperiksa dalam kasus korupsi timah ini.
“Tersangka HL tidak hadir karena sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan, tim Penyidik telah meningkatkan status 5 saksi menjadi tersangka baru, yakni saudara HL, FL, SW, BN, dan AS,” kata Kuntadi.
Tersangka SW, BN, dan AS adalah mantan Kepala Dinas dan Plt Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Mereka berperan dalam menerbitkan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) dari lima perusahaan Smelter. Perusahaan tersebut antara lain PT RBT, PT SBS, PT SIP, PT TIN, dan CV VIP.
Kegiatan ilegal ini disetujui dengan perjanjian seolah-olah ada kerja sama sewa-menyewa peralatan processing peleburan timah, dengan dalih untuk memenuhi kebutuhan PT Timah Tbk. HL dan FL turut serta dalam kerja sama penyewaan peralatan.
Mereka disangka melanggar ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 18 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. Dalam kasus korupsi tata niaga timah ini, taksiran kerugian lingkungan mencapai Rp 271 triliun. Total tersangka saat ini berjumlah 21 orang termasuk satu tersangka perkara Obstruction of Justice.
Berikut daftar lengkap tersangka kasus korupsi timah di Bangka Beltung:
1. Toni Tamsil alias Akhi (TT), tersangka Perintangan Penyidikan.
2. Suwito Gunawan (SG) selaku Komisaris PT SIP.
3. MB Gunawan (MBG) selaku Direktur PT SIP.
4. Tamron alias Aon (TN) selaku Beneficial Owner CV VIP.
5. Hasan Tjhie (HT) selaku Direktur Utama CV VIP.
6. Kwang Yung alias Buyung (BY) selaku mantan Komisaris CV VIP.
7. Achmad Albani (AA) selaku Manajer Operasional Tambang CV VIP.
8. Robert Indarto (RI) selaku Direktur Utama PT SBS.
9. Rosalina (RL) selaku General Manager PT TIN.
10. Suparta (SP) selaku Direktur Utama PT RBT.
11. Reza Andriansyah (RA) selaku Direktur Pengembangan Usaha PT RBT.
12. Mochtar Riza Pahlevi Tabrani (MRPT) selaku Direktur Utama PT Timah 2016-2011.
13. Emil Ermindra (EE) selaku Direktur Keuangan PT Timah 2017-2018.
14. Iwin Akbar (ALW) selaku mantan Direktur Operasional dan mantan Direktur Pengembangan Usaha PT Timah.
15. Helena Lim (HLN) selaku Manajer PT QSE.
16. Harvey Moeis (HM) selaku perpanjangan tangan dari PT RBT.
17. Hendry Lie alias HL selaku Beneficiary Owner PT TIN.
18. Fandy Lingga alias FL selaku Marketing PT TIN.
19. SW selaku Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2015 s/d 2019.
20. BN selaku Plt. Kepala Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sejak 2019.
21. AS selaku Plt. Kepala Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2020 s/d 2021 & Definitif s/d sekarang. HUM/GIT