SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Gus Samsudin, pimpinan Padepokan Nur Dzat Sejati, telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Jatim terkait dengan konten video pengajian yang memicu kontroversi bertukar pasangan.
Keputusan ini diambil setelah Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim melakukan penyelidikan dan pendalaman dalam kasus ini.
Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Dirmanto mengkonfirmasi bahwa Gus Samsudin telah ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan hasil pemeriksaan.
“Saat ini, Gus Samsudin telah ditahan di rumah tahanan negara Polda Jatim,” kata Dirmanto pada Jumat, 1 Maret 2024.
Dirmanto juga menambahkan bahwa kemungkinan akan ada tersangka tambahan dalam kasus ini, yang masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut.
AKBP Charles P Tampubolon, Kasubdit V Siber Ditreskrimsus, menjelaskan bahwa Gus Samsudin akan dijerat dengan Pasal 28 ayat 2 dan ayat 3 Undang-Undang ITE karena membuat informasi yang meresahkan dan menimbulkan keonaran di masyarakat.
Sementara itu, peran Samsudin dalam pembuatan skenario konten bertukar pasangan juga sedang didalami.
“Dalam kasus ini, Gus Samsudin berperan sebagai pembuat skenario, dan hingga saat ini sudah ada 13 saksi yang telah diperiksa,” ujar Charles.
Video kontroversial tersebut dibuat sekitar pertengahan Februari 2024 dengan durasi sekitar 30 menit. Motivasi dari pembuatan video ini adalah untuk meningkatkan jumlah pelanggan di saluran YouTube milik Gus Samsudin.
Meskipun saat ini Gus Samsudin hanya dikenai Pasal Undang-Undang ITE, pihak berwenang masih mempertimbangkan opini dari ahli agama dan ahli hukum terkait dugaan penistaan agama.
“Kami masih mengumpulkan pendapat dari para ahli agama dan ahli hukum terkait dugaan penistaan agama. Ada kemungkinan Gus Samsudin akan dihadapkan pada pasal-pasal hukum tambahan,” tambahnya.
Charles menutup dengan menyatakan bahwa calon tersangka lain dalam kasus ini berperan sebagai pengambil gambar dan mengunggah video tersebut.
Dua video yang beredar di media sosial menampilkan dialog antara empat pemimpin pengajian dengan jemaah laki-laki dan perempuan, dengan durasi dan sudut pandang kamera yang berbeda. Salah satu pemimpin menyatakan bahwa bertukar pasangan diperbolehkan dalam pengajian tersebut, asalkan ada kesepakatan dari kedua belah pihak. CAK/RAZ