SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Kecelakaan tragis antara KA Turangga dan Commuter Line di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, pada Jumat, 5 Januari 2024, pagi, menyebabkan tiga korban luka berasal dari Gresik dan Sidoarjo.
Korban-korban tersebut sedang dirawat di empat rumah sakit berbeda, sementara empat orang dinyatakan meninggal dunia.
Manager Humas Daop 2 Bandung, Ayep Hanapi, menyampaikan bahwa dari 35 penumpang yang mengalami luka, tiga di antaranya berasal dari Jawa Timur. Mereka saat ini mendapatkan perawatan di rumah sakit yang berbeda.
Berikut adalah identitas korban luka asal Jatim:
RSUD Cicalengka:
1. Gandawidi Prasetiyo (38), Jalan Emerald III/16 PPS, RT 2/RW 22, Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik, Jatim.
2. Qanda (38), Gresik, Jawa Timur.
Rumah Sakit Santosa:
1. Ninis Awwaliyah Madjid, Krajan Tengah, RT 23/RW 005, Desa Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.
Sebelumnya, terdapat 230 penumpang yang berangkat dari Stasiun Gubeng pada Kamis, 4 Januari 2024, malam.
“Dari Stasiun Gubeng, terdapat 230 penumpang dengan kapasitas 400 penumpang,” kata Ayep.
KA Turangga berangkat dari Stasiun Gubeng Surabaya pada Kamis, 4 Januari 2024, pukul 20.00 WIB, dengan jadwal tiba di Stasiun Bandung pada pukul 06.17 WIB.
Dampak dari tabrakan ini menyebabkan beberapa perjalanan KA ke arah timur harus memutar melalui jalur Bandung-Cikampek-Cirebon-Purwokerto-Kroya.
Vice President Public Relations PT KAI, Joni Martinus, menjelaskan bahwa pengalihan perjalanan kereta dilakukan karena jalur yang menjadi lokasi tabrakan belum dapat dilalui.
“Karena jalur ini belum dapat dilalui, semua kereta yang berjalan dari Bandung menuju selatan, yaitu Tasik dan Banjar, melakukan perjalanan dengan memakai pola operasi memutar, yaitu memutar dari Bandung ke Cikampek, Cirebon, Purwokerto, dan Kroya sembari menunggu proses evakuasi,” ucap Joni di lokasi tabrakan. CAK/RAZ