SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Proses identifikasi jenazah korban ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, masih terus berjalan. Polda Jawa Timur menargetkan sembilan kantong jenazah yang tersisa di RS Bhayangkara Surabaya dapat teridentifikasi dalam waktu tiga hingga empat hari.
Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol dr M. Khusnan Marzuki menyampaikan harapannya agar proses identifikasi dapat segera rampung.
“Harapan kami tiga hari, empat hari ke depan sudah selesai semua,” ujar Khusnan saat konferensi pers di RS Bhayangkara Surabaya, Senin 13 Oktober 2025.
Ia menjelaskan bahwa seluruh bahan dari pemeriksaan post mortem telah dikirim ke Pusdokkes Polri di Jakarta untuk proses pencocokan lebih lanjut. “Dari sembilan jenazah yang masih tersisa, harapan kami minggu-minggu ini sudah selesai,” tambahnya.
Meski demikian, kecepatan proses identifikasi bergantung pada kondisi sampel DNA yang diambil dari ante mortem keluarga korban. “Nanti sampel itu apakah ada kesulitan dari bahannya rusak atau bagaimana, tapi harapan kami secepatnya bisa teridentifikasi dengan baik dan teliti,” jelasnya.
Pihaknya juga telah mengumpulkan data dari orang tua korban untuk dipadukan dengan hasil pemeriksaan DNA serta data medis dan properti pribadi. “Dari DNA juga kita cocokkan dengan orang tua, termasuk dari medis dan properti, semua kami gabungkan,” terangnya.
Diketahui, pada hari yang sama, tim DVI Polda Jatim berhasil mengidentifikasi dua jenazah tambahan, yakni Khafa Ahmad Maulana (15), warga Sidayu, Gresik, dan Irham Ghifari (16), warga Krian, Sidoarjo. Dengan demikian, hingga Senin 13 Oktober 2025, total 55 jenazah telah teridentifikasi dari 67 kantong jenazah yang diterima, sementara delapan orang masih dinyatakan hilang. HUM/GIT