SURABAYA, Memoindonesia.co.id — Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak menunjukkan komitmennya terhadap ketahanan pangan nasional dengan menanam 700 bibit pohon kelapa di dua lokasi Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) di Jawa Timur.
Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan serentak penanaman 5.000 pohon kelapa di seluruh jajaran Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi (Ditjenim) Jawa Timur.
Penanaman ini dilaksanakan menyusul arahan dari Direktorat Jenderal Imigrasi, sebagai tindak lanjut atas program nasional Ketahanan Pangan yang diresmikan secara daring oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, Agus Andrianto, dalam kegiatan bertajuk Peresmian Ketahanan Pangan Nusakambangan.
Kepala Kantor Imigrasi Tanjung Perak, I Gusti Bagus M Ibrahiem, turut hadir secara daring bersama Kepala Kanwil Ditjenim Jawa Timur, Novianto Sulastono, dan seluruh Kepala UPT Imigrasi se-Jawa Timur untuk menyaksikan peresmian tersebut.
“Imigrasi tidak hanya hadir sebagai pelayan keimigrasian, tetapi juga sebagai bagian dari solusi bangsa dalam mendukung program strategis nasional, termasuk ketahanan pangan,” tegas Ibrahiem.
Sebanyak 700 bibit pohon kelapa yang ditanam Imigrasi Tanjung Perak disebar di dua titik, yakni SAE Ngajum Lapas Malang dan SAE Lapas Bojonegoro. Pohon kelapa dipilih karena sifatnya yang serbaguna dan bernilai ekonomi tinggi, sekaligus cocok untuk program penghijauan jangka panjang.
Imigrasi dan Ketahanan Pangan: Sinergi Lintas Sektor
Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa institusi keimigrasian tidak berdiri di luar isu-isu nasional. Ketahanan pangan, yang selama ini identik dengan sektor pertanian, kini mendapat dukungan dari berbagai instansi non-pertanian melalui pendekatan lintas sektor.
Program ini juga sejalan dengan Asta Cita Presiden RI, yakni delapan program prioritas pemerintahan yang salah satunya mencakup pembangunan ekonomi berkelanjutan dan ketahanan sumber daya alam.
Edukasi dan Reintegrasi Sosial
Pemilihan lokasi di SAE bukan tanpa alasan. Sarana Asimilasi dan Edukasi merupakan tempat bagi warga binaan pemasyarakatan menjalani proses pembinaan dan persiapan reintegrasi sosial. Kegiatan bercocok tanam seperti ini diharapkan memberikan nilai tambah berupa keterampilan, tanggung jawab, serta kontribusi nyata terhadap lingkungan. HUM/NUS