JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Solo menyatakan kekecewaannya terhadap restoran legendaris Ayam Goreng Widuran yang diketahui menggunakan bahan nonhalal, seperti minyak babi, dalam proses pengolahannya.
Ketua MUI Solo, KH Abdul Aziz Ahmad, menilai kasus ini mengandung unsur penipuan terhadap konsumen, terutama umat Muslim.
“Kami dari MUI sangat menyesalkan perlakuan tersebut karena itu ada unsur penipuan dan sangat merugikan konsumen,” kata KH Abdul Aziz Ahmad pada Selasa, 27 Mei 2025.
KH Abdul Aziz menegaskan bahwa masyarakat umumnya menganggap ayam goreng sebagai makanan halal. Namun, fakta bahwa ayam tersebut diolah dengan minyak babi menjadikan makanan itu tidak halal, dan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.
“Orang tahunya ayam itu halal. Nggak tahunya dicampur dengan yang haram, yaitu minyak babi,” ujarnya.
Akibat penggunaan bahan nonhalal tersebut, makanan yang awalnya diyakini halal menjadi haram. MUI Solo mengecam tindakan restoran yang dinilai tidak jujur dan tidak transparan terhadap konsumen.
“Ayam yang seharusnya halal menjadi haram. Ini jelas ada unsur penipuan. Kami sangat menyesalkan usaha kuliner yang tidak jujur seperti ini karena sangat merugikan konsumen,” tegas KH Abdul Aziz.
MUI Solo juga menyayangkan bahwa praktik penggunaan bahan nonhalal ini baru terungkap setelah restoran beroperasi selama 52 tahun.
Mereka berharap kasus ini menjadi peringatan bagi pelaku usaha kuliner lain agar lebih jujur dan transparan, khususnya terkait labelisasi halal. HUM/GIT