JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Istri Harvey Moeis, yakni selebritas Sandra Dewi, bersaksi di persidangan kasus korupsi pengelolaan timah. Dia ditanya soal tas bermerek terkenal (branded) hingga deposito senilai puluhan miliar rupiah.
Dia bersaksi untuk suaminya yang terdakwa itu di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis 10 Oktober 2024.
Momen saat dia bersaksi, aktris sinetron itu terlihat berjalan dengan rambut tergerai, blus warna gelap dengan lengan sesiku, dan celana warna gelap. Kamera media massa menyorotnya saat dia tiba pukul 10.53 WIB.
Tangan perempuan dari Bangka Belitung itu nampak menjura dan bibirnya yang bergincu merah sedikit tersenyum menerobos kerumunan wartawan di persidangan. Akhirnya dia mencapai ruang sidang dan siap bersaksi.
Sandra Dewi tiba di Pengadilan Tipikor Jakarta. Sandra Dewi akan bersaksi di sidang suaminya, Harvey Moeis, yang jadi terdakwa kasus korupsi pengelolaan timah. Foto: Grandyos Zafna
Seperti diketahui, pengusaha Harvey Moeis didakwa melakukan korupsi pengelolaan timah yang merugikan negara Rp 300 triliun dan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Jaksa menyebutkan sebagian duit korupsi Harvey Moes mengalir kepada istrinya Sandra Dewi.
Harvey menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu 14 Agustus 2024. Dalam dakwaannya, jaksa mengatakan Harvey Moeis mendapatkan Rp 420 miliar dari hasil korupsi kasus tambang tersebut.
Ada pertanyaan dari hakim ke Sandra Dewi mengenai harta-harta bernilai fantastis, yakni soal tas-tas branded hingga soal tabungan.
Soal tas branded
Sandra menjelaskan tas-tas branded yang disita penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) adalah hasil endorse. Jumlah tas-tas itu disebut sebanyak 88 tas.
“Kemudian, ada di dalam dakwaan suami mengenai TPPU ya. Bahwa ada banyak itu tas tas branded itu bagaimana?” tanya ketua majelis hakim Eko Aryanto di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis 10 Oktober 2024.
“Saya bisa jelaskan, Yang Mulia,” jawab Sandra.
Sandra mengatakan ada lebih dari 23 toko tas branded yang memberikan endorsemen untuknya. Endorsement itu sudah ia terima sejak tahun 2014.
“Ada Louis Vuitton, Hermes ya?” tanya hakim.
“Saya akan jelaskan Yang Mulia, satu persatu. Di Tahun 2012 saya memulai yang namanya endorsement yaitu bentuk periklanan yang menggunakan sosok yang terkenal, artis terkenal, untuk mempromosikan suatu barang. Di Tahun 2014, ada 23 lebih dari 23 toko-toko tas branded di Indonesia ini yang mengendorse saya, yang memberikan saya tas . Di mana ketika mereka memberikan tas itu, saya mempromosikannya di sosial media saya yang mempunyai pengikut 24,2 juta followers, di mana ketika tas-tas itu datang saya promosikan, saya unboxing saya buka kotaknya saya posting tas ini diendorse oleh toko apa. Ini sudah 10 tahun saya jalani, ada ratusan tas Yang Mulia, sebenarnya,” jawab Sandra.
Sandra menegaskan 88 tas branded yang disita Kejagung bukan pemberian Harvey. Dia mengatakan tas branded itu merupakan hasil endorsement.
“Di dalam dakwaan penuntut umum kan ada 88 tas?” tanya hakim.
“88 Tas, betul. Tapi sisanya yang tidak saya pakai, saya jual. Jadi tas-tas ini saya dapatkan ketika saya pakai saya foto, kemudian saya posting. Jadi saksi saya banyak kalau tas-tas ini, endorsement dan tidak pernah dibeli oleh suami saya karena suami saya tahu saya sudah mendapatkan tas-tas ini dari tahun 2014,” jawab Sandra.
Jaksa menampilkan tas branded Sandra Dewi. Ada sekitar 10 tas branded milik Sandra yang ditampilkan di persidangan.
“Hermes Mini Lindy, Yang Mulia. Ini dari Virginia Luxury. Kadang-kadang saya masih hafal ini dari toko yang mana,” kata Sandra Dewi menjawab jaksa.
Hakim menimpali penjelasan Sandra. Hakim menyebut tas milik Sandra cantik dan feminin. “Warnanya cantik
Soal deposito puluhan miliar
Hakim bertanya ke Sandra mengenai deposito. Tabungan itu senilai Rp 33 miliar. Sandra mengaku tabungan itu adalah harta hasil kerja dia sendiri.
“Kemudian ada deposito Rp 33 miliar ini? Ya? Di Bank? Apa yang tadi dari 2004 itu?” tanya hakim.
“2004, jadi, di rekening di Bank ini seratus persen hasil keringat saya dari tahun 2004 saya, dan tidak pernah ada aliran dana atau transferan dari suami saya dan semua yang ada di sini, sebelah kanan saya (Helena) tidak pernah. Jadi, ini seratus persen hasil keringat saya dan sudah saya buktikan di rekening koran, Yang Mulia,” jawab Sandra Dewi.
Sandra mengatakan deposito di bank Niaga sebesar Rp 4,1 miliar juga hasil keringatnya sendiri. Dia mengatakan uang itu merupakan hasil endorsement sebagai brand ambassador salah satu bank swasta selama enam tahun.
“Kemudian deposito Rp 100 juta di Bank Niaga?” tanya hakim.
“Lebih. Sepertinya ya,” jawab Sandra.
“Eh Rp 4,1 (miliar),” timpal hakim.
“Betul, saya sebagai BA selama enam tahun Yang Mulia, jadi, ini seratus persen pembayaran bank kepada saya dan juga anak-anak saya sebagai BA bank jalan enam tahun, Yang Mulia,” jawab Sandra.
Soal Alphard
Sandra mengatakan mobil Alphard yang dimilikinya juga diperoleh sebelum menikah dengan Harvey. Dia mengatakan juga menjadi brand ambassador sejumlah produk. Dia sendiri tidak ingat angka persis perusahaan yang menggaetnya sebagai duta merek (brand ambassador). Sandra menyebut ada 220 perusahaan yang mengontraknya.
“Kemudian tabungan di bank Rp 300 juta?” tanya hakim.
“Iya,” jawab Sandra.
“Kemudian satu unit Alphard hitam, nomornya tidak ingat, tahun 2016, tahun perolehan 2016?” tanya hakim.
“Betul, sebelum menikah, Yang Mulia,” jawab Sandra.
Soal apartemen
Sandra mengatakan dua apartemen miliiknya yang disita Kejagung juga merupakan hasil kerjanya sendiri, bukan hasil korupsi. Apartemen itu disebutnya sebagai hasil kerja sama dengan perusahaan produk-produk yang menggaetnya sebagai duta merek.
“Saudara jelaskan punya rumah di The Pakubuwono House, kemudian rumah di Jalan Haji Kelik, Kav di Permata Regensi ada dua, apartemen di mana lupa ini?” tanya ketua majelis hakim Eko Aryanto.
“Apartemen yang disita adalah apartemen yang saya dapatkan sebagai BA ;brand ambassador PT Paramount Serpong, ketika itu saya menjadi BA Direktur Komunikasi PT Paramount Serpong pada tahun 2014 dan 2015. Dan di kontrak pekerjaan saya dengan PT Paramount Serpong terlihat di situ mereka memberikan saya dua unit apartemen dan juga gaji sebagai Direktur Komunikasi PT Paramount Serpong,” jawab Sandra. HUM/GIT