MEDAN, Memoindonesia.co.id – Direktorat Jenderal Imigrasi terus meningkatkan profesionalisme dan pendekatan humanis dalam pengelolaan Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) di seluruh Indonesia.
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah memperkuat pemberdayaan deteni serta penanganan pengungsi melalui pembentukan Forum Komunikasi Penanganan Deteni dan Pengungsi (Forkopdensi).
Upaya ini dibahas dalam Rapat Nasional Pengelolaan dan Pemberdayaan Deteni yang digelar di Rudenim Medan pada Kamis, 9 Oktiber 2025, diikuti oleh 13 Kepala Rudenim se-Indonesia serta jajaran dari Subdirektorat Penanganan Deteni dan Koordinasi Penanganan Pengungsi (PDKPP) Direktorat Wasdakim.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Imigrasi, Yuldi Yusman, menegaskan bahwa Rudenim bukan hanya tempat pelaksanaan penegakan hukum, tetapi juga menjadi ruang pembinaan yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.
“Pengelolaan Rudenim harus dilakukan secara profesional dan humanis. Kegiatan pemberdayaan seperti olahraga, pendidikan, pelatihan keterampilan, dan pembinaan rohani penting untuk menjaga martabat deteni sekaligus menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif,” jelas Yuldi.
Salah satu program inovatif yang disorot dalam forum ini adalah “My Hobby Is” dari Rudenim Medan. Program ini melibatkan deteni dalam kegiatan pertanian, peternakan, dan pelatihan keterampilan produktif.
Dikelola lewat koperasi resmi Rudenim dan bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, program ini terbukti meningkatkan kemandirian deteni sekaligus mendukung ketahanan pangan internal.
Di sisi lain, Kasubdit PDKPP Agung Pramono memperkenalkan Forkopdensi sebagai forum koordinasi antarinstansi yang menangani deteni dan pengungsi asing di Indonesia. Forum ini dirancang untuk memperkuat sinergi lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.
“Forkopdensi memungkinkan penanganan deteni dan pengungsi dilakukan secara lebih cepat, terpadu, dan tepat sasaran, sambil tetap menjamin hak-hak dasar mereka seperti pendidikan dan kesehatan,” ujar Agung.
Ditjen Imigrasi mendorong seluruh Rudenim untuk terus berinovasi dalam program pembinaan dan pemberdayaan, memperluas kerja sama lintas sektor, serta mempublikasikan praktik baik yang telah berjalan.
“Kami berkomitmen untuk menjadikan Rudenim sebagai institusi yang tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga membina dengan hati,” tutup Yuldi. HUM/BAD