SIDOARJO, Memoindonesia.co.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Basarnas mengupayakan evakuasi maksimal terhadap santri yang masih terjebak reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny sejak Senin 29 September 2025 sore. Operasi penyelamatan berpacu dengan waktu golden time atau 72 jam pertama pasca-insiden.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menegaskan dukungan penuh terhadap seluruh rangkaian operasi penyelamatan, mulai dari tahap pencarian hingga rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Kami mendukung sepenuhnya operasi dan mulai pencarian pertolongan sampai dengan tahap rehabilitasi rekonstruksi. Kita juga akan menjelaskan secara rinci kepada masyarakat atau keluarga korban yang terdampak,” ujarnya saat meninjau lokasi, Rabu 1 Oktober 2025.
Senada, Kepala Basarnas RI Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii mengungkapkan bahwa operasi pencarian korban akan terus dimaksimalkan. Sebab satu nyawa sangat berarti. Saat ini, sebanyak 379 personel dengan perlengkapan profesional diterjunkan untuk evakuasi.
“Saat ini kita mengejar golden time, karena dimungkinkan dari golden time inilah yang kita deteksi masih ada kehidupan, sehingga memungkinkan korban bisa kita selamatkan dalam kondisi hidup,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan komitmen Pemprov Jatim dalam mendukung penuh operasi evakuasi hingga bantuan pascakejadian. Ia menyebutkan sejak Senin 29 September 2025 malam Pemprov sudah menurunkan tim layanan dukungan psikososial bagi keluarga korban.
“Tim Dinas Sosial sudah jalan sejak Senin malam, karena ada keluarga yang bahkan belum bisa makan karena masih menunggu berita putra-putrinya,” tutur Khofifah.
Pemprov juga mendirikan dapur umum di posko gabungan untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi keluarga korban, penyintas, maupun petugas. Selain itu, seluruh rumah sakit disiagakan untuk menangani korban dengan biaya perawatan ditanggung Pemprov.
“Seluruh rumah sakit di luar RSUD juga akan dicover oleh Pemprov untuk perawatan korban,” tambah Khofifah.
Selain bantuan logistik, Khofifah menyampaikan bahwa pemberian oksigen dan air kepada korban yang masih terjebak juga terus dilakukan. Bahkan, beberapa korban sempat mendapat makanan ringan dari petugas.
“Harus ada semangat yang terus disampaikan kepada mereka yang masih bisa dikonfirmasi. Kemarin ada yang bisa diberi minum bahkan roti,” katanya.
Lebih lanjut, Pemprov juga menyiagakan alat berat berupa crane jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Namun, penggunaannya masih ditahan untuk menghindari potensi reruntuhan susulan.
“Pokoknya semua standby. Kapan saja dari BNPB dan Basarnas sudah siap jika pengangkatan puing-puing harus dilakukan,” pungkas Khofifah. HUM/GIT