JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Perburuan terhadap tersangka korupsi minyak mentah, Riza Chalid, memasuki babak baru. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengonfirmasi bahwa permohonan red notice untuk sang buronan kini sedang diproses oleh markas besar Interpol di Lyon, Prancis.
Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa ruang gerak Riza Chalid di kancah internasional akan segera dipersempit.
“Sedang dalam proses,” ujar Sekretaris NCB Interpol Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri, Brigjenpol Untung Widyatmoko, pada Sabtu 13 September 2025.
Ia menegaskan bahwa penerbitan red notice merupakan kewenangan penuh markas besar Interpol, dan pihaknya akan segera memberi kabar jika telah resmi dirilis.
Langkah pengajuan red notice ini merupakan tindak lanjut dari penetapan Riza Chalid dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).
Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna, menyatakan bahwa status DPO adalah syarat mutlak sebelum meminta bantuan Interpol untuk melacak dan menangkap buronan di luar negeri.
“Sudah (diajukan permohonan red notice). Penetapan DPO merupakan salah satu prasyarat utama,” jelas Anang.
Riza Chalid dijerat dengan pasal berlapis, tidak hanya terkait dugaan korupsi tata kelola minyak mentah, tetapi juga dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Sembari menunggu red notice terbit, tim penyidik Kejagung tidak tinggal diam. Mereka terus aktif menelusuri dan menyita aset-aset yang diduga milik Riza Chalid.
“Tim penyidik masih tetap bergerak. Tidak hanya mengejar keberadaan yang bersangkutan, tetapi tetap menelusuri aset-aset untuk pemulihan kerugian negara nantinya,” tegas Anang.
Upaya ini menunjukkan keseriusan aparat dalam menuntaskan kasus ini hingga ke akar dan mengembalikan kerugian negara. HUM/GIT