SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Surabaya resmi digelar. Tak hanya menjadi ajang penentuan ketua baru, forum ini juga menjadi medan uji bagi calon tunggal, dr. Akmarawita Kadir, yang langsung diguyur tugas berat dari Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Adies Kadir.
Adies tak membuang waktu. Dalam sambutannya, ia langsung menyodorkan misi besar:
“Surabaya bisa pecah jadi 6 atau bahkan 7 dapil. Ketua terpilih wajib mengamankan minimal satu kursi di setiap dapil. Dan yang tak kalah penting — kursi pimpinan DPRD harus tetap di tangan Golkar,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya menambah suara partai di setiap wilayah. Jangan sampai Golkar justru kehilangan basis dukungan yang sudah dibangun.
“Minimal sama, idealnya naik. Itu harga mati,” ujarnya.
Adies juga mengingatkan pentingnya menjaga kesinambungan program partai, mengawal kebijakan kepala daerah yang diusung Golkar, dan terus menyerap aspirasi rakyat di akar rumput.
“Kita bukan hanya bicara kursi, tapi bicara pengaruh. Bicara pengabdian,” tambahnya.
Soal Pilwali Surabaya 2029, Adies tidak ragu menyatakan ambisi partainya:
“Golkar harus punya jagoan. Pak Wali sudah dua periode. Artinya, kontestasi terbuka. Kami siap menyiapkan kader, dan salah satu yang dilirik: Pak Toni,” katanya, merujuk pada Akmarawita.
Arif Fathoni, Ketua DPD Golkar Surabaya demisioner, juga mempertegas urgensi pemekaran dapil di Surabaya. Dengan penduduk melampaui 3 juta jiwa, penambahan kursi DPRD dari 50 menjadi 55 dianggap sebagai keniscayaan.
“Golkar sudah siapkan skenario. Kita bayangkan Surabaya punya 7 dapil. Itu peluang dan tantangan,” ujarnya.
Ia juga mendorong KPU dan Bawaslu membuka ruang kajian akademik untuk mengantisipasi potensi perubahan dapil di Pemilu 2029.
“Tak boleh ada suara rakyat yang terbuang. Representasi harus adil,” katanya tegas.
Sementara itu, dr. Akmarawita Kadir, calon tunggal dalam Musda XI dan adik dari Adies Kadir, menyatakan kesiapannya menjalankan amanat tersebut.
“Golkar masih kuat di hati rakyat. Target kita realistis dan progresif: pertahankan kursi pimpinan dewan dan tambah minimal 10 kursi di DPRD Surabaya,” ucapnya optimis.
Soal sistem pemilu yang masih dinamis, Akmarawita menyebut timnya siap beradaptasi.
“Kita tunggu regulasinya sambil menyusun strategi. Yang pasti, Golkar tidak boleh lengah,” pungkasnya. HUM/BAD