JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Kejaksaan Agung (Kejagung) kembali membuat gebrakan dalam pemberantasan korupsi.
Kali ini, empat orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Penetapan ini diumumkan oleh Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung RI, Abdul Qohar, pada Selasa 15 Juli 2025 malam.
“Berdasarkan alat bukti yang cukup maka pada malam hari ini menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka,” ujar Qohar di Kejagung.
Dari empat tersangka, tiga di antaranya langsung ditahan, sementara satu tersangka lain belum ditahan karena sedang berada di luar negeri. Kasus ini diduga kuat menjadi bagian dari program digitalisasi pendidikan periode 2019-2022 dan ditaksir telah merugikan negara hingga Rp 1,9 triliun, angka yang fantastis!
Keempat sosok yang kini menyandang status tersangka adalah:
1. Sri Wahyuningsih (SW): Direktur Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah tahun 2020-2021.
2. Mulyatsyah (MUL): Direktur SMP Kemendikbudristek tahun 2020.
3. Jurist Tan (JT/JS): Staf khusus Mendikbudristek Bidang Pemerintahan pada era Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Nadiem Makarim.
4. Ibrahim Arief (IBAM): Konsultan Perorangan Rancangan Perbaikan Infrastruktur Teknologi Manajemen Sumber Daya Sekolah pada Kemendikbudristek.
Qohar menjelaskan bahwa SW dan MUL telah langsung ditahan di rutan. Sementara itu, Ibrahim Arief berstatus tahanan kota dengan alasan kesehatan kronis.
“IBAM penahanan kota karena berdasarkan hasil pemeriksaan dokter ada gangguan jantung kronis,” jelas Qohar. Adapun tersangka Jurist Tan masih berada di luar negeri, sehingga belum dapat dilakukan penahanan.
Para tersangka dijerat dengan pasal berlapis, yakni Pasal 2 atau Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. HUM/GIT