SURABAYA, Memoindonesia.co.id – Ustaz Adi Hidayat ramai diperbincangkan sebagai pendakwah yang layak menduduki kursi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, sebagai pengganti Gus Miftah. Lantas, siapakah Ustaz Adi Hidayat?
Dengan berbagai pengalaman, ia terus membangun reputasi sebagai seorang ulama yang inovatif dan inspiratif. Adi Hidayat diketahui mendirikan Quantum Akhyar Institute, sebuah pusat kajian Islam yang berfokus pada pengembangan keilmuan berbasis Alquran dan hadis.
Seperti diketahui, Gus Miftah mengundurkan diri sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, usai viral menghina penjual es teh. Posisinya disebut akan digantikan Ustaz Adi Hidayat. Yuk, simak sosok Ustaz Adi Hidayat yang digadang-gadang akan menggantikan Gus Miftah.
Profil Ustaz Adi Hidayat
Ustaz Adi Hidayat, yang lahir di Pandeglang, Banten, 11 September 1984, tumbuh di lingkungan yang sangat mendukung pendidikan agama dan nilai-nilai tradisional. Kedua orang tuanya, Warso Supena dan Rafiah Akhyar, memberikan dukungan penuh terhadap pendidikan agama Adi.
Sejak di bangku SD, Adi sudah menunjukkan prestasi sebagai siswa terbaik di SDN Karaton 3 Pandeglang. Ia kemudian melanjutkan pendidikan agama di Madrasah Salafiyah Sanusiyah, tempat ia memulai karier dakwah sebagai penceramah muda.
Ia melanjutkan pendidikan menengah di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut, yang menggabungkan kurikulum agama dan umum. Di sana, ia mendapat bimbingan langsung dari Buya K H Miskun as-Syatibi, dengan fokus khusus pada Alquran.
Adi kemudian melanjutkan studi di Kulliyyah Dakwah Islamiyyah di Tripoli, Libya. Saat itu, ia mendalami berbagai disiplin ilmu agama, seperti Alquran, hadis, fiqh, ushul fiqh, tarikh, dan lughah.
Pada akhir 2009, ia diangkat sebagai aminul khutaba dan Ketua Dewan Masjid Dakwah Islamiyyah. Ia bertanggung jawab atas penunjukan khatib dan pengisi masjid, serta aktif mengikuti dialog internasional dan seminar lintas agama.
Setelah kembali ke Indonesia pada 2011, Adi mengasuh di Pondok Pesantren Alquran Al-Hikmah di Lebak Bulus. Dua tahun kemudian, ia mendirikan Quantum Akhyar Institute, sebuah yayasan yang fokus pada pendidikan Islam dan pengembangan dakwah.
Lembaga ini menawarkan berbagai program, termasuk kaderisasi ulama, sekolah terbuka, dan kelas profesi, serta metode pembelajaran inovatif seperti Quantum Arabic, yang mempermudah peserta dalam memahami bahasa Arab dan mengakses Alquran serta hadis.
Selain itu, Quantum Akhyar Institute juga memanfaatkan platform digital seperti Akhyar TV sebagai media utama dakwah Ustaz Adi Hidayat, yang berhasil menjangkau jutaan jemaah di seluruh dunia.
Pada 2022, Adi diangkat sebagai Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang semakin memperkuat peranannya sebagai tokoh dakwah internasional. Melalui perannya di Muhammadiyah, ia aktif mengembangkan program-program pembinaan umat.
Termasuk tabligh akbar, pelatihan ulama, dan dialog lintas agama, yang mencerminkan komitmennya terhadap dakwah inklusif berbasis nilai-nilai kemanusiaan.
Ia juga membangun kolaborasi dengan berbagai organisasi Islam di dalam dan luar negeri untuk memperluas jangkauan dakwah dan mempromosikan Islam sebagai agama damai dan berkemajuan.
Karya-karyanya, seperti Minhatul Jalil Bita’rifi Arudil Khalil dan Quantum Arabic Metode Akhyar, telah membantu banyak orang memahami Islam.
Karya-karya ini tidak hanya diakui di Indonesia, tetapi menarik perhatian komunitas Islam internasional, dengan seminar dan dialog global yang menegaskan kapasitasnya sebagai pemikir Islam yang dihormati.
Dedikasi Adi juga tercermin dalam usaha penggalangan dana untuk Palestina dan pendirian Masjid Indonesia di Toronto, Kanada, sebagai bentuk solidaritas global umat Islam. Kini, Ustaz Adi Hidayat menjadi salah satu tokoh terkemuka yang disebut-sebut akan menggantikan Gus Miftah sebagai utusan presiden bidang agama. HUM/GIT