MOROWALI, Memoindonesia.co.id – Polisi telah meningkatkan status kasus ledakan tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang menyebabkan kematian 21 orang ke tahap penyidikan. Upaya tersebut melibatkan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan saksi-saksi di lokasi.
“Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan hasil gelar perkara yang dilaksanakan tadi siang. Gelar perkaranya adalah meningkatkan dari penyelidikan ke tahap penyidikan,” ungkap Kabidhumas Polda Sulteng Kombespol Djoko Wienartono dalam keterangannya, Rabu, 3 Januari 2024.
Djoko menyatakan bahwa gelar perkara dilakukan oleh tim penyidik pada Rabu, 3 Januari 2024. Dasar peningkatan status kasus ke tahap penyidikan didasarkan pada olah TKP, pemeriksaan saksi di lokasi, dan keterangan saksi ahli.
“Dasar penyidikannya berasal dari bukti-bukti, keterangan saksi-saksi, dan keterangan ahli yang dielaborasi sehingga penyidik menyimpulkan bahwa perkara tersebut layak ditingkatkan ke penyidikan,” jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa 27 saksi telah diperiksa terkait ledakan maut tersebut. Saksi melibatkan karyawan, korban, manajemen, serta 2 saksi ahli pidana dan ketenagakerjaan.
“Jumlah saksi yang diperiksa adalah 27 orang, terdiri dari karyawan, manajemen, dan korban yang memberikan keterangan. Selain itu, terdapat 2 saksi lagi, yaitu saksi pidana dan saksi ahli ketenagakerjaan,” tambahnya.
Djoko menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada tersangka. Tim gabungan akan terus melakukan investigasi mendalam untuk menetapkan tersangka yang akan diumumkan dalam gelar perkara selanjutnya.
“Sampai dengan saat ini, saya sampaikan hanya meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan,” pungkasnya.
Untuk informasi lebih lanjut, ledakan tungku smelter di PT ITSS terjadi pada Minggu, 24 Desember 2023, sekitar pukul 05.30 WITA. Kejadian tersebut terjadi di lantai dua dan lantai tiga kawasan smelter PT ITSS.
Sebanyak 59 orang dilaporkan menjadi korban ledakan maut, dengan 21 di antaranya tewas. Sementara itu, 38 pekerja lainnya mengalami luka berat dan ringan yang masih dalam perawatan. Korban tewas terdiri dari 13 pekerja Indonesia dan 8 tenaga kerja asing (TKA) asal Cina. CAK/RAZ