Surabaya – Kota Surabaya tepat berusia 730 tahun pada 31 Mei lalu. Tentu dengan kematangan usianya ini segala bentuk pembangunan juga harus seiring sejalan. Hal inilah yang harus dipikirkan oleh Pemkot Surabaya.
Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono akan terus mendorong Pemkot Surabaya agar arah pembangunan bermuara pada kemajuan kampung. Yakni, kebutuhan kawasan perkampungan harus mendapat perhatian penuh.
”Usia ke-730 bagi sebuah kota saya katakan sudah cukup matang. Maka, kampung-kampung di Kota Surabaya, khususnya di permukiman padat penduduk juga harus dibenahi,” ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Jumat (2/6/2023).
Mantan jurnalis ini mengaku telah menjaring berbagai usul pembangunan saat bertemu warga suatu kewajiban. Seperti pavingisasi jalan, perbaikan saluran air, lampu penerangan jalan, pembenahan balai RW, dan berbagai macam aspirasi warga.
Awi–sapaan akrabnya mencontohkan di wilayah Perumnas Candi Lempung, Kelurahan Lontar, Sambikerep. Di lokasi itu, ia menyerap aspirasi warga, di antaranya pemanfaatan lahan fasilitas umum (fasum).
“Kami ingin dibangunkan lapangan futsal agar aktivitas olahraga, terutama anak-anak muda terwadahi. Sebelumnya, sudah ada plotting (pemetaan) pengerjaan, tapi terhenti karena pandemi Covid-19,” kata Purwo, tokoh masyarakat setempat.
Begitu pula di Kampung Gadel, Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes. Adi mendapatkan curahan hati (curhat) soal rumah tidak layak huni yang terkendala surat tanah dan belum bisa diintervensi program APBD Surabaya.
”Harapannya, rumah tidak layak huni bisa direhabilitasi,” ujar Malik, Ketua RW 6 Gadel, Karangpoh.
Di Kampung Kendalsari, Kelurahan Penjaringansari, Rungkut, Adi menerima curhat warga RT 02/ RW 3 tentang CCTV untuk keamanan kampung dan sungai yang airnya mandek sehingga menimbulkan bau menyengat.
”Saya minta dibersihkan dari eceng gondok,” kata Ibu Samin, warga lanjut usia.
Sedangkan di Menur Pumpungan, muncul curhat dari bunda pendidikan anak usia dini (PAUD) yang jam pelayanan di Balai RW berbarengan dengan jam edukasi anak-anak balita di sekolah PAUD. Di kampung itu, sekolah PAUD jadi satu dengan Balai RW.
Menurut dia, DPRD dan Pemkot Surabaya terus memberikan ruang bagi pembangunan kampung-kampung melalui APBD Kota Surabaya agar kampung-kampung terus dibenahi dan menciptakan lingkungan tempat tinggal yang nyaman bagi warga.
“Kampung-kampung adalah penyangga utama kemajuan peradaban Surabaya. Gerak pembangunan terus diupayakan membenahi kampung. Intens dari waktu ke waktu. Surabaya tumbuh humanis, nyaman, dan pemerintahan berusaha hadir di tengah-tengah persoalan masyarakat,” kata Adi.
Dijelaskan Awi, kerja sama DPRD dengan Pemkot Surabaya ini telah memunculkan banyak program pembangunan lahir dari kampung, seperti renovasi Balai RW, pavingisasi jalan, dan perbaikan saluran di kampung. Tenaga kerja diambil dari masyarakat setempat.
Adi berkunjung membaur ke kampung-kampung untuk melihat gerak pembangunan, termasuk salah satunya pembenahan Balai RW Kelurahan Dukuh Sutorejo yang tengah dikerjakan.
”Anggaran diputar untuk pengerjaan proyek, memperbaiki balai RW dan memberdayakan tenaga kerja masyarakat setempat. Sekaligus memberi penghasilan, memperkuat daya beli warga,” pungkas Awi. (HUM/CAK)