JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Badan Narkotika Nasional bekerja sama dengan Interpol dan BAIS menangkap buronan kasus narkotika Dewi Astutik alias PA di Kamboja pada Senin 1 Desember 2025.
Dewi Astutik merupakan buronan Interpol terkait kasus penyelundupan sabu senilai Rp 5 triliun.
Ia pernah menjadi tenaga kerja wanita di sejumlah negara Asia dan pernah menetap di Dusun Sumber Agung pada 2009 setelah menikah dengan pria setempat.
Informasi keberadaan Dewi diterima BNN pada 17 November 2025.
BNN kemudian bergerak ke Phnom Penh pada 30 November dengan dukungan KBRI Phnom Penh sebagai penghubung diplomatik dengan otoritas setempat.
Koordinasi intensif juga dilakukan oleh Athan RI Kolonel Inf Agung B Asmara dengan unsur keamanan Kamboja.
Dewi Astutik ditangkap di sebuah hotel di kawasan Sihanoukville pada 1 Desember pukul 13.39 waktu setempat.
Penangkapan dilakukan oleh polisi Kamboja di depan hotel, sementara tim BNN memastikan identitas Dewi sesuai Red Notice Interpol.
Dewi ditangkap tanpa perlawanan dan langsung dibawa ke Phnom Penh untuk proses administrasi pemulangan ke Indonesia.
Kepala BNN Komjenpol Suyudi Ario Seto menyatakan Dewi Astutik merupakan aktor utama penyelundupan dua ton sabu senilai Rp 5 triliun.
Pengungkapan kasus ini disebut menyelamatkan sekitar delapan juta jiwa dari ancaman narkotika.
BNN mengungkap bahwa Dewi juga merupakan buronan Korea Selatan dan berperan sebagai rekrutor jaringan narkotika Asia-Afrika.
Komjenpol Suyudi menyebut Dewi Astutik dan Fredy Pratama sebagai dua warga negara Indonesia yang mendominasi jaringan narkotika kawasan Golden Triangle.
Penangkapan ini merupakan hasil kolaborasi antara BNN, BAIS, Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, Interpol, Bea Cukai, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Luar Negeri.
Komjenpol Suyudi menjelaskan penangkapan ini berdasarkan Red Notice Interpol dan surat DPO BNN yang diterbitkan pada 3 Oktober 2024.
Ia menambahkan bahwa Dewi kerap berpindah negara untuk mengelabui petugas sebagai bagian dari jaringan internasional.
Informasi keberadaan Dewi di Phnom Penh pada 17 November memicu pelaksanaan operasi penangkapan secara kolaboratif dengan pemerintah Kamboja. HUM/GIT

