JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan total lima orang sebagai tersangka dalam skandal korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Nama terbaru dan paling tinggi dalam daftar ini adalah mantan Mendikbudristek sendiri, Nadiem Anwar Makarim (NAM).
Penetapan Nadiem sebagai tersangka diumumkan pada Kamis 4 September 2025, setelah penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) mengantongi bukti yang kuat dari hasil pemeriksaan saksi, ahli, dan dokumen.
“Menetapkan satu tersangka baru dengan inisial NAM selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi periode 2019-2024,” ujar Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung, Nurcahyo Jungkung Madyo.
Kasus yang terjadi dalam program digitalisasi pendidikan periode 2019-2022 ini diduga telah merugikan keuangan negara dalam jumlah fantastis, yakni mencapai Rp 1.980.000.000.000 (Rp 1,98 triliun). Angka ini, menurut Kejagung, masih dalam proses audit final oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Nadiem tidak terseret dalam kasus ini sendirian. Ia menyusul empat orang lain dari lingkaran internal kementerian dan konsultan yang telah lebih dulu ditetapkan sebagai tersangka. Terungkapnya lima nama ini menunjukkan adanya dugaan korupsi yang terstruktur, melibatkan pejabat dari berbagai tingkatan.
Berikut ini daftar 5 tersangka itu:
1. Nadiem Anwar Makarim (NAM), Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 2019-2024;
2. Direktur Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah tahun 2020-2021, Sri Wahyuningsih (SW);
3. Direktur SMP Kemendikbudristek 2020, Mulyatsyah (MUL);
4. Staf khusus Mendikbudristek Bidang Pemerintahan era Mendikbudristek Nadiem Makarim, Jurist Tan (JT/JS);
5. Konsultan Perorangan Rancangan Perbaikan Infrastruktur Teknologi Manajemen Sumber Daya Sekolah pada Kemendikbudristek, Ibrahim Arief (IBAM). HUM/GIT