JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Gelombang penjarahan yang menyasar rumah-rumah pejabat, termasuk anggota DPR dan Menteri Keuangan, memunculkan kesaksian menarik dari warga sekitar.
Aksi yang terjadi di rumah Sri Mulyani, Eko Patrio, dan rumah yang dikira milik Nafa Urbach ini menunjukkan pola yang tak biasa dan terkesan terorganisir.
Penjarahan Rumah Sri Mulyani: Terjadi Dua Gelombang dan Pelaku Bawa Drone
Rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani di Bintaro, Tangerang Selatan, menjadi target penjarahan oleh sekelompok orang tak dikenal pada dini hari.
Menurut staf keamanan, Joko Sutrisno, penjarahan terjadi dalam dua gelombang, yakni sekitar pukul 01.00 WIB dan 03.00 WIB. Meski Sri Mulyani tidak berada di rumah, massa berhasil menjarah berbagai barang elektronik, pakaian, hingga perabotan seperti piring.
Kesaksian warga setempat, Renzi, dan sejumlah petugas keamanan mengungkap beberapa kejanggalan:
1. Dominasi Remaja: Pelaku penjarahan didominasi oleh remaja berusia di bawah 25 tahun.
2. Gerakan Terpola: Sebelum melakukan penjarahan, ratusan orang berkumpul di depan kompleks. Gerakan mereka terlihat terorganisir, berbeda dengan amuk massa spontan.
3. Bawa Drone: Sebuah kesaksian mengejutkan menyebutkan bahwa beberapa pelaku membawa drone, yang mengindikasikan aksi ini direncanakan dengan matang.
4. Bukan Warga Sekitar: Warga memastikan bahwa para penjarah bukanlah penduduk setempat. Mereka datang dari luar, menunjukkan adanya mobilisasi massa.
Rumah Eko Patrio dan Dugaan Adanya Dua Kelompok Massa
Tak hanya rumah Sri Mulyani, kediaman anggota DPR Eko Patrio di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, juga menjadi sasaran. Rumahnya dirusak, dicoret-coret dengan cat semprot bernada cacian, dan sejumlah barang dijarah.
Menurut petugas keamanan setempat, Nuryandi, penjarahan terjadi dalam dua gelombang. Massa pertama datang sekitar pukul 20.00 WIB, disusul gelombang kedua pada pukul 23.00 WIB, dengan total mencapai 300 orang.
Meski kerusakan cukup parah, penjarahan ini tidak memakan korban jiwa. Sekitar 50 anggota TNI sempat datang ke lokasi untuk membantu mengendalikan situasi.
Rumah yang Dikira Milik Nafa Urbach: Ada Koordinator Massa
Di Bintaro, rumah yang dikira milik Nafa Urbach juga tak luput dari penjarahan. Syamsul, seorang satpam perumahan, mengaku tak berdaya menghadapi banyaknya massa yang datang. Ia melihat adanya koordinator yang menggerakkan massa.
“Ada koordinatornya (massa) bilang jangan rusuh, jangan rusuh,” ungkap Syamsul.
Ia menjelaskan bahwa beberapa orang yang diduga sebagai koordinator datang terlebih dahulu untuk memastikan lokasi, sebelum massa dalam jumlah besar menyerbu.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa aksi penjarahan ini tidak spontan, melainkan digerakkan oleh pihak tertentu. HUM/GIT