JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Nasib mantan Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer, yang akrab disapa Noel, berakhir tragis.
Setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus pemerasan oleh KPK, ia sempat memohon amnesti atau pengampunan dari Presiden Prabowo Subianto. Namun, bukannya mendapatkan ampunan, Noel justru resmi diberhentikan dari jabatannya.
Permintaan amnesti itu dilontarkan Noel saat ia digiring menuju mobil tahanan KPK. “Semoga Pak Prabowo memberi saya amnesti,” katanya singkat.
Pada saat yang sama, Noel juga berusaha mengklarifikasi bahwa ia tidak terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) dan kasusnya bukan terkait pemerasan, seraya meminta agar “narasi di luar tidak menjadi narasi yang kotor.”
Namun, permohonan Noel tidak terkabul. Pada hari yang sama, Presiden Prabowo Subianto menandatangani keputusan presiden (kepres) yang secara resmi memberhentikan Noel dari posisinya sebagai Wamenaker.
Keputusan ini disampaikan langsung oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi.
“Baru saja… Bapak Presiden telah menandatangani keputusan presiden tentang pemberhentian Saudara Immanuel Ebenezer dari jabatannya sebagai wakil menteri ketenagakerjaan,” ujar Prasetyo.
Prasetyo menegaskan bahwa pemerintah menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada KPK. Ia juga berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh jajaran Kabinet Merah Putih untuk bekerja dengan hati-hati dan berupaya keras dalam memberantas korupsi.
Sikap tegas Presiden ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk tidak mentolerir tindakan korupsi, bahkan dari pejabat di dalam kabinetnya sendiri.
Sebelumnya, Ketua KPK Setyo Budiyanto telah mengungkapkan bukti-bukti yang menjerat Noel.
Noel diduga menerima uang sebesar Rp 3 miliar dari pemerasan terkait sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Desember 2024, hanya dua bulan setelah ia dilantik.
Selain uang tunai, Noel juga disinyalir menerima motor mewah Ducati. KPK telah menetapkan Noel dan 10 orang lainnya sebagai tersangka dalam kasus ini, dan kini mereka semua menjalani penahanan di Rutan KPK. HUM/GIT