SIDOARJO, Memoindonesia.co.id – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dodi Hanggodo meninjau langsung lokasi ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Senin 29 September 2025.
Dalam kunjungan tersebut, Dodi menyampaikan bahwa pemerintah masih memusatkan perhatian pada proses pencarian dan penyelamatan korban yang tertimbun reruntuhan.
Dalam peninjauan itu, Menteri Dodi Hanggodo didampingi oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kepala Basarnas Marsdya TNI Mohammad Syafi’i, serta Kapolresta Sidoarjo Kombespol Christian Tobing.
Saat dimintai keterangan mengenai izin mendirikan bangunan (IMB) atau persetujuan bangunan gedung (PBG) yang sempat disinggung publik, Dodi enggan berkomentar lebih jauh. Ia menegaskan bahwa seluruh instansi kini fokus penuh pada operasi penyelamatan korban.
“Posisi semua lagi berduka, jadi kita fokus ke rescue-nya dulu. Kalau semua sudah dinyatakan selesai atau finish oleh Basarnas, baru kita bicara ke depan seperti apa,” ujar Dodi di lokasi kejadian.
Ia menambahkan, kehadiran Kepala Basarnas di lokasi merupakan bentuk perhatian langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
“Sebetulnya dengan Kepala Basarnas hadir itu sudah dari Presiden. Jadi jangan dianggap Presiden tidak perhatian. Dari hari pertama sudah ditugaskan menghadirkan Kepala Basarnas di sini,” jelasnya.
Dodi juga menyebut bahwa pihak Kementerian PUPR baru akan melakukan langkah teknis dan evaluasi bangunan setelah proses evakuasi selesai.
“Kalau kami itu nanti setelah Kepala Basarnas selesai tugasnya baru kami urusan berikutnya. Sekarang fokus dulu pada rescue nasional,” ujarnya.
Sebelumnya, Dodi sempat menyampaikan bahwa hanya sekitar 50 pondok pesantren di Indonesia yang telah memiliki Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Ia menilai pentingnya setiap ponpes memiliki izin tersebut untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
“Karena di seluruh Indonesia hanya 50 ponpes yang memiliki izin mendirikan bangunan, yang lain belum. Harusnya semua pesantren memiliki izin PBG. Nanti kami akan koordinasi dengan Kemendagri dan Kemenag karena ponpes berada di bawah Kemenag,” tegasnya.
Hingga hari kedelapan operasi pencarian, tim SAR gabungan masih terus melakukan proses evakuasi di antara puing-puing bangunan musala dan asrama ponpes.
Berdasarkan data Basarnas, total 163 orang menjadi korban, dengan rincian 104 selamat dan 63 meninggal dunia, termasuk 6 bagian tubuh yang ditemukan. HUM/GIT

