JAKARTA, Memoindonesia.co.id – Presiden Prabowo Subianto kembali merombak Kabinet Merah Putih dengan mencopot sejumlah menteri, salah satunya Abdul Kadir Karding dari kursi Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI).
Pergantian Karding disebut sebagai “efek domino” dari polemik publik terkait dirinya yang sempat tertangkap kamera bermain domino bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Azis Wellang, sosok yang pernah tersangkut perkara pembalakan liar.
Meski Karding sudah mengklarifikasi isu tersebut, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai publikasi kasus itu tetap menjadi faktor kuat yang memengaruhi keputusan Presiden.
“Ya harus diakui reshuffle kali ini adalah efek domino dari desakan publik dan kebutuhan untuk perbaikan kinerja menteri,” ujar Adi, Senin 8 September 2025.
Adi menambahkan, selain isu domino, Karding juga kerap membuat pernyataan kontroversial. Salah satunya adalah ucapannya soal pekerja migran, “kabur aja dulu,” yang sempat menuai kritik luas.
“Pernyataan-pernyataan itu membuat desakan publik semakin kuat agar beliau diganti,” tegas Adi.
Bukan hanya Karding, reshuffle juga menyingkirkan sejumlah nama besar lain, di antaranya Budi Gunawan (Menko Polkam), Sri Mulyani (Menkeu), Budi Arie Setiadi (Menkop), dan Dito Ariotedjo (Menpora).
Adi menilai, setiap pencopotan memiliki latar belakang berbeda. Budi Arie disebut terseret isu tertentu yang menimbulkan desakan publik, sementara Dito dinilai gagal menunjukkan prestasi signifikan di bidang kepemudaan. Sedangkan Sri Mulyani diganti karena dianggap tidak mampu mengangkat kinerja ekonomi di tengah tekanan krisis.
“Evaluasi terhadap kinerja dan desakan publik menjadi jawaban dari reshuffle kali ini,” jelas Adi.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dalam konferensi pers di Istana Negara menegaskan bahwa perubahan kabinet dilakukan berdasarkan pertimbangan dan evaluasi berkelanjutan oleh Presiden Prabowo.
“Atas berbagai pertimbangan, masukan, dan evaluasi yang dilakukan terus-menerus, Presiden memutuskan melakukan perubahan susunan Kabinet Merah Putih,” kata Prasetyo.
Reshuffle ini dinilai sebagai langkah Prabowo untuk merespons dinamika publik sekaligus memperkuat performa pemerintahan di tengah berbagai tantangan politik, ekonomi, dan sosial. HUM/GIT